Megalitik Pasemah: Menjaga, Melindungi dan Memelihara

0
810
ririfahlen/bpcbjambi

Benda-benda batu megalitis tersebut sebagian besar telah tersingkap kepermukaan tanah dalam beragam bentuk meliputi arca batu dengan segala gaya, tipe, tampilan, karakter dan ornament. Pada setiap arca menyuguhkan suatu ekspresi maupun penafsiran cerita yang berbeda-beda. Peninggalan batu lainnya yang cukup dominan setelah arca batu adalah batu dolmen atau sering juga disebut meja batu, karena pada lempengan batu datar itu, disanggah empat atau sejumlah batu besar di bagian bawah, sehingga lempengan batu berbentuk datar itu menumpang pada batu-batu bulat yang terdapat di bawahnya. Para arkeolog telah berusaha menafsiran fungsinya, tetapi hanya dapat diketahui sebagaai sarana upacara ritual saja. Termasuk juga dengan menhir dan tetralith yang memiliki peranan sebagai sarana penyelenggaraan upacara ritual.2 Sedang bangunan berbentuk bilik batu berbentuk persegi yang disusun atas sejumlah lempengan batu yang kemudian membentuk suatu ruangan di bawah tanah. Interpresi mengenai fungsi bangunan ini masih sangat sumir, bahkan ada yang menyebutnya dengan kubur batu atau dapat diartikan berfungsi kuburan, tetapi pada kenyataannya tidak pernah secuil tulang atau gigi manusia dapat ditemukan dalam ruang bilik batu tersebut.

ririfahlen/bpcbjambiFaktanya sekarang bahwa peninggalan megalitik Pasemah dengan persebaran yang cukup luas, yaitu menempati 2 wilayah kabupaten (Lahat dan Empat Lawang) dan 1 wilayah kota (Pagar Alam). Secara geografis berada pada bentang alam perbukitan dan lembah, sehingga terdiri dari beberapa kawasan yang perlu mendapat perhatian dan sentuhan pengelolaan. Dari hasil pengamatan, sejumlah situs memang sudah dapat dikelolah dengan baik, terutama terkait dengan perlindungan dan pemeliharaannya, tetapi hal ini tentunya belumlah cukup. Seperti diketahui bahwa, pada tataran konsep pelestarian cagar budaya memiliki sejumlah tahapan yang harus dilalui, mulai dari penelitian dan pengkajian, menyusun mastreplan, delineasi,3 hingga pada penetapannya sebagai cagar budaya dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk masyarakat luas.

Beberapa situs yang dapat diidentifikasi terkait dengan pengelolaannya antara lain: Situs Pajar Bulan, Situs Tanjung Telang, Situs Pagaralam, Situs Tinggihari, Situs situs Gunung Megang, Situs Pajar Bulan, Situs Muara Danau, Situs gunung Kaya, Situs Pulau Panggung, Situs Kotaraya Lembak,Situs Sinjar Bulan, Situs Tebat Sibentur, Situs Geramat, Situs Tanjung Beringin, Situs Tanjung Telang, Situs Muara Payang, Situs Karang dalam, Situs Rindu Hati, dan Situs Muara Danau.