JALUR MARITIM DAN PERDAGANGAN REMPAH DI BENGKULU (2)

0
584
ririfahlen/bpcbjambi

Dampak Kedatangan Kapal-Kapal Dagang Asing dari Eropa

Hal ini mempengaruhi sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya. Nusantara Kemudian pengaruh asing ini semakin kuat, antara lain dibuktikan dengan penguasaan mereka pada sistem pelayaran dan perdagangan, bahkan mereka menetap di wilayah yang dianggap menguntungkan bagi persekutuannya, terutama di wilayah yang menjadi pusat-pusat hasil komoditi sekaligus pusat kota pemerintahan.

Penguasaan ini, mengakibatkan semakin lemahnya atau berangsur-angsur berkurangnya kekuasaan raja-raja atau bangsawan di bidang perniagaan, bahkan mereka berada di bawah pengawasan pejabat-pejabat asing, Dalam melakukan perdagangan dengan berbagai wilayah di Nusantara, bangsa-bangsa Eropa mulai mendirikan gedung-gedung perwakilan resmi berbentuk loji perdagangan yang berfungsi sebagai kedutaan ekonomi dan penyimpanan
komoditi dagang, sekaligus berfungsi sebagai kantor dagang mereka. Gudang-gudang dan kantor dagang kemudian diperkuat dengan perbentengan untuk menjamin keselamatan komoditi dagang mereka, baik dari ancaman internal (pihak pribumi) maupun eksternal (pedagang asing lainnya). Ekspansi ekonomi yang pada awalnya menjadi tujuan utama bangsa-bangsa Eropa datang ke Nusantara, akhirnya berkembang menjadi ekspansi politik, karena mereka menyadari bahwa perdagangan tidak akan dapat mereka lakukan dengan Jancar tanpa penguasaan wilayah. Kemudian terbentuklah serikat dagang yang diawali
dengan berdirinya VOC dan serikat dagang lainnya. Proses ini kemudian diikuti dengan penguasaan Nusantara oleh pemerintah Hindia Belanda.

ririfahlen/bpcbjambi
Kota Bengkulu 1794-1798 yang tampak dari Benteng Marlborough. Dilukis oleh Andrew, Yoseph Stadler dan dipublikasikan oleh William Marsden 1799

Kekuasaan ini, mempengaruhi pula sistem administrasi pemerintahan dengan model pengelolaan Barat. Dapat dikatakan kehadiran koloni asing menyebabkan perubahan global di segala bidang. Perkebunan dan pertanian, industrialisasi juga menjadi kekuasaan mereka, tenaga kerja dan sistem produksi diatur menurut sistem koloni asing. Tata kota di buat sesuai dengan pola kebutuhan koloni asing. Selama kekuasaan koloni asing itu berlangsung, sedikit demi sedikit juga mempengaruhi budaya tradisional, sehingga terjadilah perlawanan terutama dari para ulama, karena kehidupan asing dianggap bertentangan dengan norma-norma agama, walaupun pada wilayah tertentu pengaruh ini dapat diterima. Keseluruhan proses ini memberi andil atau berpengaruh terhadap bentuk keragaman budaya baru di Nusantara, manifestasi Kebendaannya dapat diamati langsung sebagai peninggalan arkeologi.
Berdasarkan sumber tertulis dan tinggalan arkeologi, pengaruh koloni asing
Nusantara dapat dikelompokkan dalam beberapa periode, sebagai berikut:
1. Portugis/Spanyol 1511-1677
2. Belanda/Voc/1602-1799                                                                                               3. Inggris 1684-1784
4. Pemerintahan Hindia Belanda 1800-1816
5. East India Company (EIC) 1811-1816

bersambung…

(artikel ini ditulis oleh Yadi Mulyadi, disadur dari tulisan yang berjudul “Jalur Maritim dan Perdagangan Rempah di Bengkulu”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Membaca Pesan Masa Lalu Bumi Bengkulu”)