Kehadiran kami ke situs ini, memang bukan yang pertama tetapi kunjungan kali ini tetap menunjukkan kondisi yang sama pada beberapa tahun yang lalu, hanya saja lingkungan dari setiap lesung batu tersebut lebih bersih dari timbunan dedaunan, mungkin baru saja dibersihkan oleh juru pelihara sekaligus pemilik kebun kopi. Sayangnya, upaya pemeliharaan dan perlindungan peninggalan tersebut

hanya seadanya saja dan semampu tenaga yang dimiliki si jupel. Faktanya menunjukkan bahwa benda-benda batu lesung itu tidak memperoleh perlakuan khuusus sebagaimana suatu benda cagar budaya. Lumut dan kelembaban tetap saja menyelimutinya, tanpa dapat dicegah maupun diobati. Efek dan dampak iklim dan cuaca terus saja menghinggapinya, rasa-rasanya upaya ke arah tersebut masih panjang sebab proses menuju penetapan memerlukan tahapa-tahapan yang juga memerlukan waktu.

Pencatatan yang dilakukan oleh tim penelitian dari Balai Arkeologi Palembang pada tahun 2009 dan2010 di situs kecamatan Pajar Bulan maka dapat diketahui jumlah dan sebaran jenis tinggalan megalitik meliputi ; batu berelief, dolmen, batu datar, tetralith, batu temu gelang, menhir, lesung batu dan lumpang batu. Lesung batu yang dapat diamati berjumlah 19 artefak dengan variasi ukuran yang berbeda-beda, beberapa diantaranya ditambahkan ornament pada bagian sisi luar atau pinggir lesung berupa pahatan manusia dan hewan dengan gaya pahatan yang dinamik.

Situs Pulau Panggung terletak di sebelah Barat Desa Pajar Bulan, dan masih merupakan salah satu desa di dalam kec. Pajar Bulan. Lokasi Tinggalan megalitiknya berada di belakang perkampungan penduduk yang berjarak sekitar 200 m. Situs P.Panggung terletak pada posisi koordinat UTM 308303 dan 956 2903. Untuk menuju ke lokasi situs kompleks megalitik kita harus naik turun lembah dan disebelah kanan dan kiri jalan menuju ke lokasi situs kita akan melewati dua buah tebat, dan salah satu tebat ini dalam kondisi sudah agak kering sehingga lahannya dimanfaatkan untuk menanam padi. Di sekeliling lokasi situs dipagari oleh pohon bambu aur dan terdapat parit keliling. Lokasi situs sendiri terletak di lahan yang agak tinggi dan relatif rata, ditanami pohon kopi dan pohon keras, dan di kompleks ini ditemukan tinggalan megalitik yang cukup beragam dan mempunyai keunikan hiasan yang sangat kaya, seperti; lesung berhias, lumpang berhias, dolmen, tetralith, arca megalitik, batu datar, dan tetralith.

Lesung batu yang ditemukan cukup unik, karena berbentuk seperti binatang melata dan mempunyai dua buah lesung yang letaknya terpisah dan di sisi lain nampak adanya pahatan manusia yang sedang memegang lesung tersebut. Adapun ukuran panjang 145 cm, lebar 50 cm, tinggi 16 cm, kedalaman lesung panjang 25 cm, lebar lesungnya 15 cm, kedalaman lesung 16 cm, lebar tepian 10 cm.

ririfahlen/bpcbjambi

Hanya berjarak beberapa meter dari Lesung lainnya, ditemukan lagi sebuah lesung berhias kepala manusia, serta tangan merangkul memeluk lesung. Ukuran panjang 180 cm, lebar 80 cm, tinggi 26 cm, panjang lesungnya 159 cm, lebar lesungnya 39 cm, dan kedalaman lesung 10 cm, dengan lebar tepian lesung 10 cm.

Ada pula lesung batu yang dibingkai dengan pahatan kepala kambing. Memiliki ukuran panjang 100 cm, lebar 41 cm, tinggi 28 cm, panjang 74 cm, lebar 20 cm, kedalaman 10 cm, lebar tepian 10 cm.

Pahatan yang berupa motif binatang melata ini juga dijumpai pada tempat yang berdekatan dengan lokasi temuan lesung di situs Pajar Bulan yaitu berupa lumpang batu yang mempunyai pahatan seekor monyet sedang digigit seekor ular.