Teras Pertama
Setelah menaiki tangga menuju teras ini, kita akan menjumpai tiga buah cluster batu-batu yang bertumpuk dan tidak menunjukkan susunan yang rapi. Tiga buah kelompok batu ini menampakkan denah bujur sangkar. Ada dua buah kelompok batu di samping kiri dan kanan tangga, sementara susunan batu ketiga terletak di tengah agak menjorok ke arah halaman teras pertama. Pada kelompok batu yang berada di tengah, masih terdapat pohon Cempaka yang berukuran relatif besar.
Teras pertama adalah teras yang memiliki dimensi paling besar dari seluruh teras yang ada. Teras ini berukuran sisi utara 35,40 m, sisi timur 32 m, sisi selatan 37 m dan sisi barat 28,50 m. Pada Teras Pertama terdapat beberapa cluster susunan batu. Selain tiga buah struktur batu di depan tangga masuk, di teras ini terdapat tiga buah struktur lain yang berukuran lebih besar. Struktur tersebut adalah “Ruang Kesenian”, “Gunung Masigit”, dan sebuah struktur berbentuk segi empat.
Terletak di sebelah timur terdapat cluster batu yang dikenal dengan sebuatan “Ruang Kesenian”. Penyebutan ini mungkin berkaitan dengan adanya dua buah batu (disebut dengan batu musik) di sebelah selatan ruang ini, yang berdasarkan sebuah penelitian dapat menghasilkan nada. Tentu saja penamaan cluster batu yang membentuk struktur ini merupakan penamaan baru, karena kajian penelitian tersebut dilakukan di masa kini.
Struktur batu pada “Ruang Kesenian” mempunyai susunan batu tegak yang membentuk batas di keempat sisinya. Pada struktur ini terdapat dua pintu yang ditandai dengan adanya dua buah batu tegak yang berukuran lebih besar dari batu-batu penyusun batas struktur. Di bagian depan (utara) pintu ini terdapat hamparan batu di atas permukaan tanah yang membentuk jalur jalan menuju struktur ini. Pada sisi utara, pintu pertama terletak di bagian tengah, dengan lebar pintu 100 cm dan batu tiang mempunyai dimensi panjang 20 cm, lebar 18 cm dan tinggi 110 cm. Sementara di sisi timur, pintu kedua berlokasi di dekat sudut tenggara struktur. Pintu ini mempunyai lebar 60 cm, dengan batu tegak mempunyai dimensi panjang 21 cm, lebar 16 dan tinggi 124 cm.
Struktur batu “Ruang Kesenian” mempunyai denah persegi panjang dengan dimensi panjang 11,80 m dan lebar 5,75 m. Pada bagian lantai struktur ini terdapat sebaran batu-batu kolom yang tersusun membujur dengan orientasi arah utara-selatan. Lantai pada struktur ini berupa permukaan tanah yang relatif rata. Di sudut tenggara bagian dalam struktur terdapat sebuah batu andesit berbentuk pipih dengan ukuran sekitar 100 x 70 cm. Melihat bentuknya, diduga batu ini merupakan dolmen.
Di sebelah selatan struktur “Ruang Kesenian” terdapat dua buah batu kolom yang berposisi rebah di tanah. Kedua batu ini dikenal dengan sebutan “Batu Musik”. Batu yang mengeluarkan “nada tinggi” berdimensi lebih ramping daripada batu yang menghasilkan “nada rendah”. Batu nada tinggi mempunyai dimensi panjang 22 cm, lebar 14 cm dan tinggi 168 cm, sementara batu berikutnya mempunyai dimensi panjang 33 cm, lebar 19 cm dan tinggi 155 cm. Pada bagian permukaan kedua batu terdapat bekas-bekas pemukulan yang ditunjukkan dengan permukaan yang kasar dan berwarna lebih muda dari kulit batu di sisi bawah batu.
Struktur batu yang disebut dengan “Gunung Masigit” merupakan sekumpulan batu yang tersusun membentuk sebuah bukit. Batas–batas “Gunung Masigit” dibentuk oleh susunan batu kolom dengan posisi acak dan saling tumpang tindih. Struktur ini terbagi atas dua bagian yang membentuk semacam teras. Teras di sebelah utara lebih rendah daripada struktur di sudut tenggaranya.
Pada Teras I terdapat dua buah pintu, di sisi timur dan sisi barat dekat dengan sudut barat daya Teras Pertama. Pada sisi timur teras ini terdapat dua buah batu berdiri dengan ruang di tengahnya membentuk semacam pintu. Batu berdiri mempunyai ukuran panjang 23 cm, lebar 18 dan tinggi 90 cm. Lebar pintu ini adalah 65 cm. Batu berdiri ditopang dengan batu kolom di samping kanan dan kirinya sehinga membentuk dinding. Dinding sebelah selatan masih terlihat utuh, terdiri dari tiga buah batu kolom horizontal, sementara dinding sebelah utara telah roboh.