PLTA Kracak terletak di wilayah administrasi Kampung Cimande Hilir, Desa Parakansalak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Posisinya berada di sisi kiri (timur laut) dari jalan raya Leuwiliang-Puraseda. Masuk ± 400 m dari jalan raya Leuwiliang-Puraseda melalui kompleks perumahan pegawai PLTA Kracak. Bangunan dimana turbin pembangkit berada, terdapat di ujung timur laut kompleks PLTA Kracak.
Jalan menuju bangunan instalasi adalah jalan setapak berupa anak tangga yang menurun tajam. Untuk memudahkan naik dan turun, staf dan pegawai PLTA menggunakan lori kecil yang ditarik menggunakan kabel. Pada masa lalu, lori tersebut digunakan untuk angkutan barang dan sesekali staf PLTA, yang mana pengoperasiannya secara manual menggunakan tenaga manusia untuk mendorong dan menariknya. Bagian tengah dimana lori berhenti, serta di antara gudang dengan bengkel terdapat rel yang melingkar, digunakan sebagai wessel lori dari gudang dan bangunan instalasi pembangkit untuk masuk-keluar jalur sesungguhnya.
Bangunan instalasi terbagi menjadi dua, yaitu bangunan untuk ruang generator turbin dan bangunan untuk ruang travo. Bangunan generator turbin ditempatkan di tepi Sungai Cianten. Lingkungan sekitarnya masih hijau dengan hutan dan perkebunan. Sungai Cianten mengalir di sisi tenggara, ke timur kemudian membelok ke barat di sisi utara bangunan, dan membelok kembali ke utara. Sehingga turbin berada pada kelokan Sungai Cianten.
Bangunan instalasi pembangkit adalah bangunan vital pada kompleks PLTA Kracak. Bangunannya berdenah L, memanjang barat-timur dengan arah hadap barat. Tampak muka bangunan dapat dilihat bahwa bangunan memiliki dua bagian yang tersekat, yaitu bangunan utara dan bangunan selatan. Bangunan utara adalah bangunan pembangkit dimana turbin dan generator ditempatkan. Sedangkan bangunan selatan adalah bangunan travo. Pada dinding bagian atas pintu bangunan utara terdapat tulisan “P.L.T.A KRACAK. Sedikit lebih tinggi dari tulisan tersebut, terdapat jajaran tiga bovenlicht besar dari susunan panel kaca yang di atasnya juga terdapat tulisan “1926”.
Sesungguhnya bangunan utara dan bangunan selatan terdiri dari tiga lantai. Tidak terlihatnya keseluruhan lantai tersebut karena bangunan dibuat memanfaatkan kontur lingkungan sekitar. Sehingga lantai dasar terlihat seperti ruang bawah tanah bila dilihat dari sisi muka bangunan, sedangkan lantai tiga tidak terlihat jelas karena konstruksinya yang seperti panggung tidak ditonjolkan keberadaannya dari sisi luar. Semua didasarkan pada pemanfaatan lingkungan dan fungsi bangunannya.