Pipa terakota penghubung Pangindelan Putih – Pengindelan Emas tinggalan masa Kesultanan Banten berhasil ditemukan oleh tim kajian arkeologi Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB Banten) dalam kondisi insitu (lokasi asli), pekan lalu. Pipa jalur pangindelan ini ditemukan dalam keadaan terlindungi oleh pasangan bata, yang kemungkinan bertujuan agar pipa di bagian dalam tidak mudah rusak. Temuan insitu pipa jalur pangindelan Banten Lama ini merupakan temuan yang sangat menarik karena termasuk temuan yang langka. “Menarik. Karena baru kali ini pipa jalur pangindelan ditemukan dalam kondisi insitu” ujar Kasie Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Banten, Juliadi, S.S., M.Sc. Pernyataan serupa juga diungkapkan Adita Nofiandi, S.S., Arkeolog yang terlibat dalam kajian “Sejak awal penelitian di Banten Lama tahun 1970an hingga sekarang, baru kali ini ditemukan susunan pipa terakota yang masih insitu…”.
Pangindelan merupakan sistem penjernihan air pada masa Kesultanan Banten dan merupakan satu-satunya sistem penjernihan air di Indonesia pada masanya. Saat itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih Keraton Surosowan (Istana Sultan), dialirkan air dari Danau Tasikardi yang berjarak 2 Km ke arah selatan. Aliran air dari Danau Tasikardi menuju keraton dijernihkan melalui tiga tahap penjernihan (pangindelan) yaitu Pangindelan Abang, Pangindelan Putih, dan Pangindelan Emas. “Supply air bersih Keraton Surosowan berasal dari Danau Tasikardi yang berjarak 2 Km ke selatan. Kualitas air dari Tasikardi sebelumnya masih keruh karena danau tersebut pun dipasok dari Sungai Cibanten.” Ujar Adita Nofiandi.
Sebagai informasi, Kajian Arkelogi ini merupakan hasil kerja sama BPCB Banten dengan Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi Banten dalam rangka rencana Pembangunan Jalan Tonjong, Banten Lama. Kegiatan ini merupakan bagian dari rencana Pemprov Banten dalam menata Kawasan Cagar Budaya Banten Lama dengan mengalihkan arus transportasi industri di Tonjong menuju jalur pantai utara Banten agar tidak melintasi jalur Kawasan Cagar Budaya Banten Lama.