You are currently viewing Pabrik Teh Kertasarie, Bandung
Pabrik Teh Kertasarie

Pabrik Teh Kertasarie, Bandung

Pabrik Teh Kertasarie berada di Kelurahan Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian 1644 m di atas permukaan laut.  Pemilik dan Pengelola situs ini adalah PTPP London Sumatera Indonesia Tbk.

Pabrik Teh Kertasarie merupakan salah satu unit usaha dari PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1906 dengan nama awal Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini merupakan bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn tanah Jawa dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan dengan ketetapan Residen Sumatera Timur, dalam kerangka konversi Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 tahun 1906). Hak Concessie tersebut dikonversi menjadi Undang-Undang Hak Guna Usaha (UU HGU) yang ditegaskan dalam surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1962.

PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk memiliki perkebunan dan pabrik yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan terluas terletak di pulau Sumatera. Di pulau Sumatera terdapat 24 kebun yang terdiri dari 11 kebun di Sumatera Utara dan 13 kebun di Sumatera Selatan berupa kebun kelapa sawit dan karet. Di Jawa terdapat 2 perkebunan cokelat dan teh. Sedangkan di Kalimantan timur terdapat 1 kebun kelapa sawit dan Sulawesi Selatan terdapat 1 perkebunan karet.

Pabrik Teh Kertasarie merupakan bangunan pabrik yang memiliki ukuran cukup besar. Bangunan utama pabrik memperlihatkan arsitektur bangunan bergaya art deco sebuah gaya bangunan yang berkembang sekitar tahun 1920-1930. Bagian depan bangunan pabrik berbentuk memanjang dengan jalan masuk di bagian tengah.  Di kiri dan kanan pintu masuk terdapat decorative stone banding menyerupai pilar besar. Di antara decorative stone banding terpasang kanopi beton sebagai pelindung dari panas dan hujan.

Stum jaman Belanda di depan pabrik
Stum jaman Belanda di depan pabrik

Selain bangunan utama pabrik, di depan pabrik ada satu lokomotif kuno yang sudah tidak difungsikan lagi, selain itu di kawasan pabrik berdiri bangunan-bangunan penunjang lainnya seperti perumahan pegawai yang umumnya memiliki gaya arsitektur indis dan rumah-rumah yang terbuat dari dinding gedheg (anyaman bambu) yang diperuntukkan bagi buruh pemetik daun teh.