Keraton Surosowan saat ini hanya menyisakan struktur tembok benteng, pondasi, tembok-tembok dinding yang sudah hancur, sisa bangunan pertitaan dan bekas kolam taman dengan bangunan Balai Kambang (Rara Denok). Kompleks Keraton Surosowan ini berbentuk persegi panjang dengan luas sekitar 3 ha. Diluar dinding Benteng Keraton sebelah utara, disamping kanannya masih dapat ditemukan sisa pondasi dan reruntuhan dari bangunan srimanganti, yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat bagi para tamu untuk mendapat kesempatan bertemu sang Sultan. Disisi Utara, sisi kiri luar Benteng Surosowan terdapat Watu Gilang, yaitu satu besar berbentuk segi empat dengan permukaan datar dan terbuat dari batu andesit. Dahulu, Watu Gilang ini dipergunakan sebagai tempat melakukan pentasbihan para Sultan Banten.
Benteng Surosowan memiliki ukuran panjang ± 305 meter, lebar ± 130,5 meter, dan tinggi ± 4,5 meter dari sisa tinggi bangunan yang ada, yaitu bastion barat laut dan bastion barat daya. Tebal dinding benteng ± 7,25 meter, terdiri dari dua lapis pasangan bata, satu lapis tanah isian dan dua lapis pasangan batu karang. Lapisan pertama (dari dalam) dengan susunan bata mengunakan perekat seperti semen + pasir + kapur karang. Ketebalan setruktur lebih kurang ± 67 cm, tinggi sisa yang tertinggi ± 300 cm terdapat pada bastion di sebelah barat daya.
Lapisan kedua adalah tanah isian dengan tebal struktur mencapai ± 473 cm, tinggi sisa yang tertinggi ± 450 cm terdapat pada bastion barat laut, barat daya, dan bastion timur laut. Lapisan ketiga berupa susunan bata yang menggunakan perekat dari tanah liat dengan ketebalan struktur ± 130 cm, tinggi bangunan yang tersisa adalah ± 400 cm yang terdapat pada bastion barat laut dan bastion barat daya. Lapisan kelima adalah susunan batu karang berbentuk segi empat yang berukuran rata-rata 38 x 38 x 30 cm. lapisan ini diperkuat dengan perekat pasir + semen merah + kapur karang. Tebal struktur ± 30 cm, tinggi sisa yang tertinggi adalah ± 450 cm yang terdapat pada bastion barat laut.
Pada benteng Surosowan terdapat dua pintu besar. Satu pintu terdapat pada dinding utara dan satu lagi pada dinding timur memiliki empat bastion. Tiap bastion memiliki ruangan di dalam dindingnya. Ada dua tangga. Satu tangga terdapat pada dinding utara bagian dalam sebelah barat pintu (tangga kecil), kemudian satu lagi terdapat pada bastion timur laut. Keraton dengan bentengnya adalah satu bangunan yang tak terpisahkan karena konsep pembangunanya benteng yang memang diperuntukkan bagi pertahanan keraton, walaupun ada konsep lainnya yang melatarbelakangi seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Sisa-sisa dari benteng inilah yang dapat memberikan dari satu bagian kehidupan masyarakat Banten Lama saat itu, dan juga sejarahnya.
Penyusun Artikel : Rico Fajrian, S.S., BPCB Banten