Tinggalan di Kawasan Pugung Raharjo terdiri dari beragam jenis dan bentuk, tinggalan tersebut umumnya berupa fitur dan artefak. Fitur di Kawasan Pugung Raharjo berupa benteng-benteng parit yang memanjang timur-barat serta sejumlah punden baik besar maupun kecil (jumlah punden saat ini 8 punden). Selain berupa benteng tanah tinggalan arkeologis lainnya yang terdapat di Kawasan Pugung Raharjo terdiri dari bermacam bentuk, diantaranya berupa batu berlubang, batu bergores, lumpang batu, menhir, dan punden berundak. Sedangkan pada bagian kedua terdapat susunan menhir dan batu altar yang membentuk denah segi empat yang dinamakan Kompleks Batu Mayat, dinamakan demikian karena bentuknya yang menyerupai mayat.
Tinggalan arkeologis yang terdapat pada bagian paling timur atau bagian ketiga dari Kawasan Pugung Raharjo berupa batu berlubang, batu bergores, batu lumpang, dan punden berundak. Selain di sumber mata air, tinggalan-tinggalan serupa juga ditemukan di aliran sungai kecil yang terdapat pada bagian selatan Kawasan. Empat batu bergores yang ditemukan dilokasi ini. Bentuk goresan berupa garis-garis dengan lekukan sebesar jari namun jelas menunjukkan hasil aktifitas manusia. Batu bergores Pugung Raharjo menunjukkan kesejajaran dengan batu bergores di Kampung Cidaresi, Pandeglang, khususnya batu bergores dengan bentuk huruf T.
Punden terbesar di Kawasan Pugung Raharjo dikenal dengan nama Punden VI, Punden VI berdenah bujur sangkar berukuran 12 x 12 m, sedangkan tingginya sekitar 7 m. Punden ini terdiri dari 3 teras yang makin keatas makin kecil ukurannya. Batas antara masing-masing teras diperkuat dengan batu-batu kali. Di sekeliling punden terdapat parit kecil. Pada bagian tengah keempat sisi punden terdapat jalan masuk dengan lebar sekitar 2 m. Jalan masuk ini menjorok keluar dan hanya sampai pada teras yang pertama. Di sisi kiri dan kanan jalan masuk terdapat semacam pipi tangga. Pada ujung sisi kiri dan kanan jalan masuk terdapat batu yang diletakkan menyerupai makara. Di punden ini pernah ditemukan batu bertulis yang sekarang disimpan di rumah informasi. Batu tersebut berbahan tufa berbentuk balok. Tulisan yang terdapat pada batu ini berupa angka tahun Jawa Kuna yang terbaca 1247 Saka atau 1325 M.
Selain itu di Kawasan Pugung Raharjo diperoleh arca, keramik asing dari berbagai dinasti, keramik lokal, manik-manik dalan berbagai bentuk, ukuran dan warna, serta gelang perunggu. Keramik asing yang diperoleh menunjukkan bahwa keramik tersebut berasal dari Cina (masa dinasti Tang abad 10 – 11 M, masa dinasti Tang-Sung abad ke 11 – 12 M, masa dinasti Sung abad ke 12 – 13 M, masa dinasti Sung-Yuan abad ke 13 – 14 M, dinasti Yuan abad 14, dinasti Ming abad ke 16 – 17 M, dan dinasti Ching abad ke-17-18 M, dan Vietnam abad 15 – 16.**(Adita Noviandi)