Banten pada masa lalu merupakan salah satu kota besar di nusantara yang berkembang sejak abad XVI yang kemudian dikenal sebagai pusat perdagangan internasional. Para pedagang asing yang meramaikan perdagangan di sana antara lain: orang Arab, Cina, India, Gujarat, Turki, Belanda, Inggris, Denmark, Prancis, dan Portugis.
Berkembangnya Banten sebagai pusat perdagangan internasional, tidak juga mengesampingkan para pedagang-pedagang nusantara yang berasal Maluku, Solor, Makassar, Sumbawa, Gresik, Juwana dan Sumatra pun ikut berdagang di Banten Lama.
Guna menunjang kelancaran aktivitas perdagangan di Banten, pihak kesultanan membangun sarana dan prasarana pendukung seperti: pasar, pelabuhan, gudang, penginapan dan pembuatan mata uang.
Banyaknya para pedagang baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri membuat penguasa Banten mengatur pemukiman penduduk asing dan lokal. Berdasarkan data sejarah dan toponim setempat, pemukiman dapat dibedakan berdasarkan suku bangsa dan jenis pekerjaannya, hingga sampai saati ini pun sisa-sisa pemukiman tersebut masih dapat kita jumpai yaitu antara lain: (1) kampung Bugis; Kampung Bugis yang terletak di sisi timur dari kota Banten Lama sampai saat ini masih dapat kita jumpai beberapa rumah yang mencirikan mayarakat bugis. (2) Kampung Pakojan; kampung Pakojan, yang berada di sisi utara dari kota Banten Lama merupakan pemukiman dari orang-orang Arab, India, Gujarat, dan Turki, tetapi saat ini pada pemukiman ini hanya tinggal tersisa reruntuhannya saja. (3) Kampung Pecinan; kampung Pecinan yang berada di sisi barat dari Kota Banten Lama ini ditandai dengan adanya Klenteng Avalokiteswara yang merupakan salah satu klenteng tertua di Pulau Jawa, Klenteng ini dibangun pada masa pemerintahan Syarif Hidayattullah. Selain itu juga terdapat sebuah gerbang, Masjid, dan makam dari orang Cina. (4) Perkampungan Eropa, Kampung Eropa yang berada di sudut utara dari kota Banten Lama ditandai dengan adanya Benteng Speelwijk sebagai benteng perthanan dan juga terdapat pemakaman dari orang Eropa. (5) Kampung Kebalen, kampung ini merupakan pemukiman orang-orang Bali, tetapi sangat disayangkan karena saat ini sudah tidak menampakkan bekas-bekas dari pemukiman orang-orang Bali hal ini dikarenakan berkembangnya pembangunan dimana salah satunya adalah pembangunan terminal Banten Lama.
Keberadaan orang-orang luar Banten di kota Banten pada masa lalu ini terkait dengan fungsi Banten sebagai pelabuhan dan salah satu pusat perdagangan rempah di Asia Tenggara. Adanya keberagaman yang berada di kawasan Banten baik di masa lalu dan masa kini dapat mencerminkan mini Indonesia sebagai negara yang sangat beragam suku bangsa dan semuanya bersatu atas nama Indonesia sesuai sila ke 3 pada Pancasila “Persatuan Indonesia”.
(Penulis: Rico Fajrian, S.S., Pamong Budaya Muda BPCB Banten).