Bunker Pasir Tariti berada di Kampung Pasir Tariti, Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Bunker berada di pekarangan belakang SDN 2 Rangkasbitung Barat. Dugaan bunker tersebut berbahan cor semen dengan split batu belah, berdenah persegi dengan orientasi timur laut, di dasar timur laut terdapat cerukan dan di dasar barat daya juga terdapat cerukan. Atap objek memiliki kemiringan seperti atap tipe limasan di sisi utara dan barat, sedangkan sisi timur dan selatan tidak. Di atap objek terdapat 2 buah lubang pipa besi di sisi timur dan barat daya. Kondisi objek utuh terkubur tanah urugan, pintu masuk berada di sisi tenggara dengan sebuah engsel besi. Menurut pihak SDN 2 Rangkasbitung, sejak bangunan sekolah ini berdiri tahun 1976, objek bunker tersebut sudah ada. Kini lahan di sekitar bunker digunakan sebagai kebun.
Keberadaan bunker di Pasir Tariti mengingatkan bunker-bunker peninggalan masa kolonial, bisa saja masa kolonial Hindia Belanda ataupun masa pendudukan Jepang. Bunker berfungsi sebagai bagian dari sistem pertahanan dan tempat pengintaian, selain itu juga sebagai tempat berlindung. Ketiga fungsi tersebut tentulah disokong oleh lokasi yang dianggap strategis pada masa pembangunannya. Contoh bunker sebagai bagian dari sistem pertahanan yaitu bunker-bunker Jepang yang ada di perbukitan Pananjung Kabupaten Pangandaran yang dibangun atas antisipasi serangan pasukan sekutu dari Laut Selatan Jawa. Bunker sebagai tempat pengintaian dapat dijumpai di Gunung Kunci Sumedang yang berfungsi sebagai sarana pengintaian dan intimidasi pemerintah Hindia Belanda terhadap Bupati Sumedang agar bersikap kooperatif. Bunker perlindungan dapat dijumpai di lereng Gunung Merapi, dibangun sebagai tempat berlindung dari musibah erupsi Gunung Merapi.
Bunker Pasir Tariti berada di atas bukit Pasir Tariti di tengah Kota Rangkasbitung, dugaan awal bunker ini dibangun yaitu sebagai tempat pengintaian, mengingat Kota Rangkasbitung sebagai kota yang diperhatikan oleh pemerintah Hindia Belanda dan pembangunan yang lebih mendahului ketimbang tetangganya, Pandeglang dan Serang pada kala itu. Lokasi yang dipilih berada di atas bukit menguntungkan dalam hal pengintaian, jarak pandang yang maksimal dan nyaris tak terdeteksi keberadaannya dari bawah. Belum dapat dipastikan pada masa apa bunker Pasir Tariti dibangun, apakah pada masa pemerintahan Hindia Belanda atau masa pendudukan Jepang mengingat dalam kurun waktu yang relatif singkat Jepang membangun banyak sekali bunker di pulau Jawa, perlu penelitian yang khusus mengenai hal tersebut.