Workshop Seni dan Tradisi Dwi Windu Ruwat Rawat Borobudur (RRB) 2019
Senin (01/04/2019), Warung Info Jagad Cleguk Brayat Penangkaran Borobudur mengadakan Workshop Seni dan Tradisi di bangunan pendopo Balai Konservasi Borobudur (BKB). Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan tahunan RRB yang diselenggarakan rutin antara Kantor BKB dan panitia RRB. Tujuannya adalah menguatkan kawasan Borobudur sebagai kawasan destinasi wisata berbasis budaya yang tetap memperhatikan pelestarian.
“Ruwat Rawat Borobudur sudah memasuki usia 16 tahun. (Kegiatan) ini sangat diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan Pak Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid hadir pada saat pembukaan (09/02/19). Pak Dirjen menitipkan pesan agar kegiatan ini tetap dipertahankan selamanya,” terang Tri Hartono, Kepala Balai Konservasi Borobudur saat membuka acara.
Tri mengungkapkan bahwa ruwat rawat ini merupakan pelestarian Candi Borobudur yang nyata yang dilakukan masyarakat. “BKB hanya sebagai fasilitator, dan kami memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk pengembangan seni dan budaya selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tambahnya. Diharapkan banyak cerita pada relief Candi Borobudur yang dapat divisualisasikan dalam bentuk tari dan tradisi agar dapat mengangkat nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Coro, Ketua Paguyuban Masyarakat Pecinta Seni dan Budaya Borobudur, dalam sambutannya berharap nilai tradisi tidak hanya bendanya, namun peninggalan berupa seni dan tradisi. Selain itu, bagaimana menafsirkan relief-relief Candi Borobudur menjadi sebuah gerakan, sebuah rangkaian cerita yang dapat disinergikan oleh cerita atau legenda.
Usai pembukaan workshop, peserta diajak menuju Candi Borobudur untuk melihat panil relief. Didampingi Hari Setyawan, Kepala Unit Borobudur, peserta diberikan informasi mengenai sejarah candi dan cerita dari panil relief Candi Borobudur. Beberapa panil yang disampaikan Hari seperti relief Karmawibhangga yang hanya terlihat 4 panil, bercerita tentang hukum sebab akibat. Relief Lalitavistara pada lorong 1 menceritakan biografi tentang Siddharta Gautama dan panil relief Jataka tentang kesabaran kerbau dan keusilan monyet.