Peran Stasiun Klimatologi dalam Pelestarian Cagar Budaya
Jum’at, 20 Desember 2019 Kepala BMKG Pusat mengunjungi Stasiun Klimatologi Candi Borobudur. Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati beserta rombongan yang berjumlah 10 orang tiba di Balai Konservasi Borobudur (BKB) sekitar pukul 10.00. Kunjungan diterima oleh Kepala Sub. Bag. Tata Usaha, Ari Swastikawati, Kepala Seksi Konservasi, Yudi Suhartono beserta beberapa staff BKB. Dalam kunjungan ini Kepala BMKG berbincang mengenai peran stasiun klimatologi yang berada di depan kantor BKB.
Kepala Sub. Bag. Tata Usaha, Ari Swastikawati menjelaskan bahwa stasiun klimatologi berperan dalam menunjang pelaksanaan konservasi batu Candi Borobudur dan pelaksanaan studi konservasi yang dilaksanakan di sekitar Candi Borobudur. Beberapa alat yang berada di stasiun klimatologi Cabdi Borobudur antara lain :
- Anemometer yang berfungsi untuk mencatat arah dan kecepatan angin sesaat
- Cup Counter Anemometeryang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata harian
- Panci Penguapan (Open Pan Evaporimeter) yang berfungsi untuk mengukur penguapan air langsung dengan satuan : milimeter (mm)
- Penakar Hujan yang berfungsi untuk mencatat instensitas curah hujan atau tingkat kelebatannya
- Automatic Rain Gauge (ARG) adalah peralatan yang digunakan untuk menghitung jumlah curah hujan dalam satuan waktu tertentu secara otomatis dengan bantuan baterai sebagai sumber tenaganya
- Psycrometer yang berfungsi untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara
- Thermometer Apung Maksimum dan Minimum yang berfungsi untuk mencatat suhu maksimum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam
Selama ini pengambilan data dilakukan setiap hari pada pagi sekitar pukul 07.00-08.00, siang pukul 11.00-14.00 dan sore pukul 17.00-18.00. Data tersebut juga dilaporkan kepada BMKG secara berkala tiap bulannya. Stasiun klimatologi juga membantu pengumpulan data untuk prakiraan cuaca di Jawa Tengah dan membantu instansi terkait yang memerlukan data klimatologi untuk keperluan pertanian.