You are currently viewing Melukis Borobudur, Menandai Zaman
Antoine Payen, View of Borobudur, 1835 (Sumber: curiator.com)

Melukis Borobudur, Menandai Zaman

oleh Panggah Ardiyansyah

Sejak kemunculannya di buku The History of Java karangan Thomas Stamford Raffles yang diterbitkan pada tahun 1817, Candi Borobudur mulai mendapatkan atensi dari masyarakat kolonial di Hindia Belanda, terutama terkait kemegahannya sebagai sebuah representasi kejayaan kebudayaan Jawa di masa lampau. Perhatian ini dapat terlihat dari berbagai lukisan yang dihasilkan oleh para seniman sepanjang abad ke-19 walaupun sayangnya lukisan-lukisan ini tidak dapat digunakan sebagai data kondisi sebenarnya tentang Candi Borobudur pada masa itu. Hal ini dikarenakan lukisan tersebut mengandung gaya seni yang melebih-lebihkan keindahan, eksotisme, dan romantisme dari budaya Timur, atau dikenal sebagai pandangan Orientalisme. Akan tetapi, bukan berarti bahwa lukisan tersebut tidak dapat dikaji lebih lanjut, karena justru karena karakteristik tersebut, kajian seni dapat mengungkap bagaimana Candi Borobudur digunakan sebagai penanda oleh para pelukis dalam mengimajinasikan kebudayaan Jawa untuk masyarakat Eropa sebagai penikmat lukisan tersebut. Terkait hal tersebut, artikel ini akan memberikan survei singkat dari 3 lukisan yang menggunakan Candi Borobudur sebagai subyek ataupun obyeknya, yang dibuat pada pertengahan pertama abad ke-19.

Lukisan View of Borobudur diselesaikan oleh A.A.J. Payen pada tahun 1836, dan saat ini tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Sebagai seorang pelukis keturunan Belgia, sejak tahun 1816 Payen bermukim di Bogor karena dikirim oleh Raja Willem I untuk mendokumentasikan topografi, masyarakat dan lingkungan Pulau Jawa melalui gambar, sketsa dan peta topografi. Dalam menjalankan tugasnya, dia tidak hanya merekam lingkungan alam dan kehidupan masyarakat Jawa, tetapi juga kondisi bangunan-bangunan kuno, termasuk didalamnya adalah Candi Borobudur. Dalam lukisan ini, tergambar Candi Borobudur sudah dalam kondisi rapi dan bersih dari tumbuhan yang sempat menutupinya. Di bagian depan terdapat sekelompok orang Jawa sedang menyembah dan memberikan hormat kepada sebuah patung Buddha.

Melukis Borobudur, Menandai Zaman (2)