You are currently viewing Kassian Céphas, Fotografer Relief Karmawibhangga (2)

Kassian Céphas, Fotografer Relief Karmawibhangga (2)

Melalui kerjasama dengan komunitas ini, Céphas mengambil berbagai foto di situs Borobudur dan Prambanan pada sekitar tahun 1880an dan 1890an. Foto yang dihasilkan tidak hanya digunakan sebagai data ilmiah kajian purbakala, tetapi juga dijual melalui studio pribadinya. Karena telah berpengalaman dalam mendokumentasikan situs percandian, pada tahun 1890 dan 1891, dia ditugaskan oleh Institut Kerajaan Belanda untuk Kajian Asia Tenggara dan Karibia – atau yang sekarang lebih dikenal sebagai KITLV – untuk membuat satu set foto tentang Candi Borobudur, dimana dia berhasil membuat 164 foto selama dua tahun di Borobudur. Pekerjaannya dalam merekam situs-situs arkeologi di sekitar Yogyakarta ternyata membuatnya mendapatkan kewarganegaraan Belanda pada tahun 1891 untuk dirinya sendiri serta ketiga anaknya. Pada tahun berikutnya dia diijinkan untuk menjadi anggota Komunitas Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan, yang merupakan komunitas bergensi dalam penelitian dan pelestarian berbagai tinggalan Hindu-Buddha di Hindia Belanda. Puncak pencapaian dari Céphas sendiri adalah ketika dia mendapatkan gelar Honorary Gold Medal of the Royal Dutch Order of Orange-Nassau karena jasa pentingnya dalam mendokumentasikan kebudayaan Jawa, tidak hanya terbatas kepada candi, tetapi juga budaya tari Keraton dan lain sebagainya. Céphas sendiri pensiun sebagai seorang fotografer pada tahun 1805, dan meninggal dunia karena kecelakaan pada tahun 1918.

 

Sumber:

Cox, Matt. “Kassian Cephas, A Self-Made Man.” Dalam Garden of the East: photography in Indonesia 1850s-1940s, diedit oleh Gael Newton, hlm. 65-7. Canberra: National Gallery of Australia, 2014.

Groneman, I. Ruins of Buddhistic Temples in Praga-Valley: Tyandis Båråbudur, Mêndut and Pawon, translated by J.H. Semarang: Druk van H.A. Benjamins, 1912.

Newton, Gael. “Towards a History of the Asian Photographer at Home and Abroad: Case Studies of Southeast Asian Pioneers Francis Chit, Kassian Céphas, and Yu Chong.” Dalam Charting Thoughts: Essays on Art in Southeast Asia, diedit oleh Low Sze Wee dan Patrick D. Flores, hlm. 78-89. Singapura: National Gallery Singapore, 2017.