You are currently viewing Eksplorasi gerak Relief Maitrakanyaka

Eksplorasi gerak Relief Maitrakanyaka

Dalam rangka proses pembuatan sendratari Maitrakanyaka, Bengkel Seni Sasana Aji Pimpinan Lukman Fauzi melaksanakan kunjungan ke candi Borobudur pada Minggu, 21 Maret 2021. Rombongan berjumlah 5 orang bermaksud untuk mengadakan eksplorasi gerak relief Maitrakanyaka. Relief ini terletak pada Lorong I panil 106-112 lantai III.

Rombongan datang ke zona 1 Candi Borobudur masuk melalui pintu VIP menuju ke pelataran Barat Candi. Setelah melakukan koordinasi dengan pendamping, berkaitan dengan eksplorasi gerak relief Maitrakanyaka, rombongan Bengkel Seni Sasana aji mengelilingi candi. Untuk membuat eksplorasi gerak seni tari yang terdapat pada relief Candi Borobudur. Yaitu relief Maitrakanyaka yang terletak pada lorong 1 panel 106 – 112, lantai III.

Namun karena Struktur bangunan candi tutup selama masa pandemi, saudara Lukman selaku pimpinan  Bengkel Seni Sasana Aji melakukan ritual hanya dengan cara duduk bersila menghadap pintu masuk candi Bagian Timur. Dan tidak bisa mengeksplorasi gerak secara langsung dengan melihat relief Maitrakanyaka. Ritual tersebut merupakan bagian dari bentuk proses awal pembuatan sendratari, sekaligus mencari desain-desain dan ide-ide gerak yang termaktub dalam relief Maitrakanyaka. Agar energi dan moment dalam relief dapat tertuang dalam gerak dan estetika tari melalui meditasi dan improvisasi. Rencananya seluruh gerak tari tersebut, akan ditampilkan pada event kesenian baik dalam negeri maupun luar negri.

Relief ini menceritakan Kisah Maitrakanyaka yang bersumber dari Tripitaka Sansekerta. Mengenai perantauan Maitrakanyaka mengejar ambisi pribadinya, tanpa memikirkan perasaan Ibu-nya. Akibatnya Ia menemui nasib malang dan mendapatkan pelajaran berharga bahwa seorang Anak harus berbakti kepada Orang tuanya melebihi pencapaian duniawi apa pun. Maitrakanyaka menjerit dan menyesali perbuatannya terhadap Ibunya. Namun, di lubuk hatinya yang terdalam ia masih menyimpan cinta kasih. Ia berkata, “Ananda rela mengemban roda ini selama-lamanya. Semoga tidak ada lagi Anak yang akan melakukan perbuatan buruk yang sama denganku !”