Metode pendokumentasian Cagar Budaya telah mengalami perkembangan yang luar biasa, ditandai dengan adanya teknologi digital dalam sistem perekaman dan akuisisi data. Data visual yang dihasilkan melalui proses pendokumentasian digital tidak hanya memberikan hasil dalam dua dimensi (2D), namun mampu memberikan interpretasi secara tiga dimensi (3D) dengan detail dan akurasi yang cukup tinggi. Salah satu metode yang berkembang saat ini adalah fotogrametri digital, baik close range photogrammetry (foto rentang dekat) dan aerial photogrammetry (foto udara) dengan wahana pesawat tanpa awak (drone).
Kajian metode foto rentang dekat (close range photogrammetry) dan foto udara ini merupakan salah satu metode pendokumentasian yang murah (low cost methodology) apabila dibandingkan dengan pemindaian menggunakan instrumen 3D laser scanning. Berdasarkan kelebihan tersebut, maka perlu dikaji efekti?tas metode ini untuk pendokumentasin Cagar Budaya berdasarkan tingkat/nilai akurasi yang dihasilkan.
Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa hasil pendokumentasian dan pemodelan tiga dimensi relief kapal Candi Borobudur menggunakan metode foto rentang dekat (close range photogrammetry) dengan kontrol skala menghasilkan nilai akurasi sebesar 5 mm, stupa terbuka dan arca singa masing-masing 3 mm dan 1,6 mm. Sedangkan hasil pemodelan Candi Borobudur dengan data foto udara wahana pesawat tanpa awak menghasilkan nilai akurasi sebesar 4 cm. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa metode foto rentang dekat dan foto udara menghasilkan tingkat akurasi yang cukup tinggi dan nilai RMS error yang rendah, sehingga kedua metode ini layak digunakan dalam pendokumentasian tiga dimensi Cagar Budaya dengan biaya murah.
Untuk artikel lebih lengkapnya silahkan unduh disini