Berlinale 2025: Keberhasilan Sineas Indonesia di Panggung Dunia

0
26

Kabar membanggakan hadir dari Berlinale, festival film internasional yang berlangsung di Berlin, Jerman, pada 13–25 Februari 2025. Film pendek Little Rebels Cinema Club, karya sineas Indonesia, berhasil meraih penghargaan Crystal Bear dalam program Generation KPlus Awards sebagai film pendek terbaik. Penghargaan ini diumumkan pada Award Ceremony of Generation KPlus pada 22 Februari 2025 waktu setempat. Film tersebut disutradarai oleh Khozy Rizal dan diproduksi oleh Hardy Yohansyah serta Rayner Wijaya.

Keberhasilan ini menjadi pencapaian yang membanggakan, terutama karena film tersebut dinilai langsung oleh juri anak-anak. Little Rebels Cinema Club berlatar tahun 2008 dan mengisahkan Doddy, bocah 14 tahun yang mencoba menciptakan kembali adegan ikonik sebuah film bersama sahabatnya menggunakan kamera tangan milik saudaranya, Anji. Film ini terpilih dalam program Generation KPlus Berlinale 2025, yang melibatkan juri anak-anak berusia 14 hingga 15 tahun. Selain Little Rebels Cinema Club, beberapa film Indonesia lainnya turut berpartisipasi dalam Berlinale tahun ini.

Sebagai salah satu festival film paling bergengsi di dunia, Berlinale sejajar dengan Cannes Film Festival dan Venice Film Festival. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam kesempatan

Taklimat Media Menyambut Kepulangan Delegasi Indonesia dari International Film Festival Rotterdam 2025 (20/2), menegaskan pentingnya skema pendanaan alternatif seperti public-private partnership, lembaga filantropi, dan kerja sama lainnya guna memastikan keberlanjutan program-program penting. Tahun ini, delegasi Indonesia di Berlinale mendapat fasilitasi dari Kementerian Kebudayaan dengan dukungan sponsor dari Wondr dan BNI.

Turut mengharumkan nama Indonesia di Berlinale, Rein Machaelson, sutradara film Sammi Who Can’t Detach His Body Part, berbagi pengalaman mengenai tingginya antusiasme penonton di Berlin. Film tersebut mendapat respons positif selama enam kali pemutaran, dengan berbagai apresiasi atas keunikan ceritanya. Beberapa tawaran kerja sama pun diterima sepanjang festival, termasuk penawaran dari distributor Tiongkok.

Sementara itu, dokumenteris Ivonne Kani yang mengikuti European Film Market (EFM) melalui proyek Me, My Mother’s Favorite Daughter merasa bersyukur dapat terlibat dalam salah satu pasar film terbesar di Eropa setelah Marché du Cannes. Dirinya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan timnya hingga ke Berlin. Kesempatan ini menjadi momentum penting bagi sineas Indonesia dalam menjangkau pasar internasional dan memperluas jejaring industri film global.

Sebagai salah satu festival film paling bergengsi di dunia, Berlinale telah menjadi ajang bergengsi bagi sineas dari berbagai negara untuk memperkenalkan karya-karya mereka. Festival ini dikenal dengan seleksi film yang beragam, mulai dari film independen hingga produksi besar, serta memiliki program-program yang mendukung talenta baru di industri perfilman global. Setiap tahunnya, Berlinale menarik lebih dari 300.000 penonton dan menghadirkan ratusan film dari berbagai genre dan latar budaya.

 

*Untuk informasi lebih lanjut:
Kementerian Kebudayaan
Telepon: (021) 5725542
Email: kebudayaan@kemdikbud.go.id
Website: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Whatsapp Channel: Kementerian Kebudayaan
#KementerianKebudayaan #PemajuanKebudayaan