Berita Pengelana Asing sebagai Kajian Mengenal Sejarah Nusantara

0
1697

Jakarta – Pembahasan terkait berita-berita asing tentang Nusantara (Indonesia) masih terus berlanjut di Panel V Konferensi Nasional Sejarah X 2016. Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta ini diikuti oleh pemateri terbaik di bidangnya, yaitu Muhammad Lutfi, I Ketut Suryajaya, dan Slamat Trisila.

Muhammad Lutfi

Sebagai pemateri pertama, Muhammad Lutfi menyampaikan materi dalam makalahnya yang berjudul “Indonesia di Mata Sejarawan dan Penjelajah Arab pada Abad Pertengahan”. Beliau mengatakan bahwa penulis pertama yang menulis tentang Jawa adalah Zakaria al-Qazweiny. “Ia menulis Jawa dengan kata ‘bilad’ yang berarti negara,” papar Muhammad Lutfi. Muhammad Lutfi juga menambahkan bahwa melalui catatan asing dapat diketahui kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Nusantara terdahulu. “Ketika Marco Polo datang ke Jawa, Ia menuliskan bahwa masyarakat disana masih menyembah animisme dan kental dengan sesajen,” tambah Muhammad Lutfi.

I Ketut Suryajaya

I Ketut Suryajaya melanjutkan diskusi dengan judul makalah “Dezima dan Batavia sebagai Pelabuhan Perdagangan dan Pintu Masuk Pengenalan Ilmu Pengetahuan Barat pada Zaman EDO dan VOC (1600 – 1654)”. Dalam materinya, Beliau menuliskan bahwa pelabuhan Dezima dan Batavia masih ada hubungan sejarah. “Pada 1640, semua kapal-kapal asing tidak boleh masuk ke Jepang kecuali kapal-kapal Cina dan kapal Belanda yang berangkat dari Batavia,” jelas I Ketut Suryajaya.

Di sisi lain, Slamat Trisila memaparkan tentang “Bali Selatan sebelum Dicitrakan sebagai The Last Paradise”. Beliau menjelaskan bahwa jauh sebelum Bali dikenal sebagai salah satu surga wisata dunia, Bali sudah terlebih dahulu dikenal sebagai wilayah penghasil budak. “Pierre Dubois yang berasal dari Perancis memulai pencatatan pada tahun 1831 – 1838. Dalam catatannya, Ia menulis proses perekrutan tenaga militer untuk Hindia Belanda yang pada mulanya adalah pencarian atau perdagangan budak,” ujar Slamat Trisila. Ditambahkan pula bahwa melalui catatan-catatan tersebut, paradigm masyarakat asing tentang Bali berubah kea rah positif. “Catatan atau berita orang-orang asing telah mengangkat nama Bali dalam dunia perdagangan dan politik. Serta melalui penulisan tentang budaya, tradisi, dan agama sudah mengangkat citra positif Bali sejak tahun 1930an,” tukas Slamat Trisila.

Slamet Trisila

Kegiatan Konferensi Nasional Sejarah X 2016 dilaksanakan sejak 7 – 10 November 2016. Agenda 5 tahunan ini tidak hanya mengangkat tema-tema sejarah Indonesia namun juga menjadi ajang kongres Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI).