Jakarta – Permainan tradsional mampu membuat bahagia siapapun yang memainkannya. Tak terkecuali bagi gadis kecil berusia 3 tahun. Senyum riang tidak lepas dari wajahnya. Tekun ia melihat ibunya mengajari cara bermain dakon menggunakan kerang-kerang kecil sebagai biji dakon. Sesekali ia mengambil biji dakon untuk ia letakkan sesuka hatinya ke dalam lubang yang berjumlah ganjil itu.
Anak kecil itu hadir di dalam Pameran Permainan Tradisional “Solidaritas dalam Keberagaman” yang diselenggarakan di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Pameran yang berlangsung dari tanggal 17 – 23 Desember 2018 ini menampilkan bermacam-macam permainan tradisional dari seluruh Indonesia, seperti dakon, catur, meriam bambu, kelereng/gundu, dan masih banyak lagi.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, di sela-sela acara pembukaan pameran mengatakan bahwa permainan tradisional sudah menjad tradisi turun-menurun di masyarakat. “Di dalam permainan tradisional ini terdapat nilai-nilai yang diangkat dan diamalkan di dalam masyarakat, seperti kerjasama di dalam kelompok dan juga etika di dalam masyarakat. Wajar jika permainan tradisional seyogyanya masih dimainkan oleh masyarakat Indonesia,” jelas Hilmar Farid.
Beliau juga menambahkan jika permainan tradisional Indonesia sangat mungkin untuk diangkat ke dalam bentuk permainan digital. “Permainan tradisional kita yang sangat beragam ini sangat mungkin bertemu dengan teknologi digital di masa sekarang. Harapannya semoga ada yang mendalami dan mengembangkan platform digital untuk permainan tradisional Indonesia,” tukas Hilmar Farid.
Pekan Budaya Nasional
Pada Oktober 2019 mendatang, Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menggelar Pekan Budaya Nasional. Serupa dengan Pekan Olahraga Nasional, namun pada gelaran tersebut akan mengedepankan kompetisi di bidang kebudayaan, salah satunya adalah permainan tradisional.