Beranda blog Halaman 229

SUBAK SEBAGAI WARISAN DUNIA

0

Subak Bali

Subak adalah kata yang berasal dari bahasa Bali. Kata tersebut pertama kali muncul dalam prasasti Pandak Bandung yang berangka tahun 1072 M. Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, mempunyai pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi demokratis dari petani dalam mengatur penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Subak bagi masayarakat Bali bukan hanya sekedar sistem irigasi, melainkan juga merupakan filosofi kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri. Dalam pandangan masyarakat Bali, Subak adalah cerminan langsung dari filosofi dalam agama Hindu Tri Hita Karana (tiga penyebab kebaikan), yang mempromosikan hubungan yang harmonis antara individu dengan alam semangat (parahyangan), dunia manusia (pawongan), dan alam (palemahan).

Sebagai suatu sistem pengaturan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama satu abad lebih karena masyarakatnya setia kepada tradisi leluhur. Pembagian air dilakukan secara adil, segala masalah dibicarakan bersama, bahkan sampai penetapan waktu tanam dan jenis padinya. Sanksi terhadap segala bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara yang dilakukan di pura. Harmonisasi kehidupan inilah yang menjadi kunci lestarinya budaya Subak.

Organisasi pendidikan, Ilmu pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) akhirnya mengakui Subak di Bali sebagai Warisan Budaya dunia. Pengakuan tersebut terwujud setelah perjuangan pemerintah Indonesia selama 12 tahun. Pengusulan untuk kategori ini bukan lah perkara yang mudah karena  diperlukan penelitian mendalam melalui pendekatan multi disiplin ilmu seperti arkeologi, antropologi, arsitektur lansekap, geografi, ilmu lingkungan, dan beberapa ilmu terkait lainnya.

Pada tanggal 29 Juni 2012 dalam sidang ke-36 Komite Warisan Dunia UNESCO di kota Saint Peterburg, Federasi Rusia, pengusulan Subak sebagai Warisan Budaya Dunia telah disetujui dan ditetapkan. Penetapan sebagai Warisan Budaya Dunia ini disambut baik oleh masyarakat dan pemerintah Bali.Sesuai dengan pengajuannya, Subak di Bali yang memiliki luas sekitar 20.000 ha terdiri atas subak yang berada di lima kabupaten, yaitu kabupaten Bangli, Gianyar, Badung, Buleleng, dan Tabanan.

 

Bimbingan Teknis E-Office

0

Bogor, Bimbingan teknis Aplikasi E-Office di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan oleh Pustekkom. Dibuka oleh kepala Pustekkom

Paparan dalam Rangka Seminar Memperingati 100 Tahun Lembaga Purbakala

0

Dalam rangka memperingati 100 tahun Lembaga Kepurbakalaan, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengadakan Seminar “Indonesia Dalam Dinamika Kebudayaan Kawasan Asia Pasifik” pada 14 Juni 2013 di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Seminar menampilkan 6 Narasumber antara lain :

1. Dedy Gumelar (Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia)

2. Daud Aris Tanudirjo (Arkelog/Dosen Arkeologi Universitas Gajah Mada)

3. Horst Liebner (Peneliti Sejarah Maritim)

4. Hariani Santiko (Arkeolog/Dosen Arkeologi Universitas Indonesia)

5. Junus Satrio Atmodjo (Arkeolog/Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia)

6. Bagja Hidayat (Wartawan Tempo Group)

Sebagai penyebarluasan informasi maka kami lampirkan bahan Paparan Seminar 100 tahun Lembaga Purbakala.

Dedy Gumelar-Cagar Budaya untuk Kesejahteraan Rakyat

Daud Aris-Austronesia_Jakarta_14062013_CAD

Horst Liebner-Austronesian Sailing June 2013

Hariani Santiko_PENGARUH ARSITEKTUR JAWA

Junus Satrio Atmodjo-Peran Lembaga Dalam Pengembangan Arkeologi di Masyarakat

Bagja Hidayat-Media dan Isu Purbakala

Rapat Penyusunan Anggaran Tahun 2014

0

Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama Satuan Kerja di lingkungannya melaksanakan Kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Kementerian dan Lembaga Tahun Anggaran 2014 pada tanggal 14 – 16 Juni 2013.

Kunjungan Kerja Pencatatan WBTB Makassar

0

Pencatatan Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTB) merupakan bagian dari upaya perlindungan dan pemanfaatan warisan budaya takbenda agar dapat memantapkan jatidiri bangsa, dan juga dapat memperjelas asal-usul unsur budaya yang terdapat di wilayah Republik Indonesia. oleh karena itu, kegiatan Kunjungan Kerja Pencatatan WBTB Makassar 2 – 6 Mei 2013 dilaksanakan oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Kekayaan Budaya dengan tujuan untuk mendapatkan data karya budaya baru di wilayah Sulawesi Selatan serta mengecek dan melengkapi kembali kekurangan-kekurangan data formulir yang sebelumnya telah dikirimkan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar kepada kesekretariatan pusat. Kegiatan yang dilaksanakan ketika kunjungan kerja ini di antaranya adalah Kunjungan Kerja ke BPNB Makassar, pencarian data foto dari beberapa WBTB yang berada di sekitar kawasan Makassar, serta pencatatan karya budaya Bujang Omi di desa Pakalu, Bautimunnang, Makassar.

Kunjungan Kerja Pencatatan WBTB Bandung

0

DSCN1952

Kunjungan kerja yang dilakukan pada tanggal 12-16 mei 2013 ini dilakukan sebagai tahap pertama dalam upaya perlindungan dan pemanfaatan terhadap warisan-warisan budaya tak benda yang ada di kota Bandung. Selain itu juga dilakukan verifikasi terhadap data warisan-warisan budaya takbenda yang telah masuk ke dalam database pencatatan warisan budaya takbenda  sebelumnya. Tempat-tempat yang didatangi pada kunjungan kerja pada tanggal 12-16 Mai tersebut di antaranya adalah kunjungan ke Saung Angklung Udjo.

Saung Angklung Udjo (SAU) berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur. SAU merupakan suatu tempat yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Pertunjukan-pertunjukan yang ditampilkan di Saung Angklung Udjo antara lain adalah demonstrasi Wayang Golek, Helaran, Tari Merak, Calung, Arumba, Angklung Mini, Angklung Pa Daeng, Angklung Orkestra, dan Angklung Jaipong.

Pengumuman Beasiswa Spesialis Keahlian Museum Kerjasama Kemendikbud dan UI

0

Dalam rangka suksesnya Pelaksanaan Program Revitalisasi Museum di Indonesia 2010-2014, yang salah satu aspeknya adalah Manajemen Sumberdaya Manusia di Museum, Kami memberitahukan bahwa Ditjen Kebudayaan Kemdikbud bekerjasama dengan Departemen Arkeologi FIB Universitas Indonesia menyelenggarakan Program Beasiswa Spesialis Keahlian Museum setara S2 (magister) Tahun 2013.

Google Art Project Kolaborasi Museum Nasional Indonesia

0

Museum Nasional Indonesia berkolaborasi dengan Google dalam program Google Art Project. Program ini merupakan bentuk promosi Karya Seni Adiluhung Indonesia ke tingkat dunia via situs online.

 

Seminar dalam Rangka Memperingati 100 Tahun Lembaga Purbakala

0

JADWAL SEMINAR HUT 100 TH LEMBAGA PURBAKALA

JAKARTA, 14 JUNI 2013

Bertempat di Gedung A, Kompleks Kemdikbud.

 

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1. SESI 1

 

  08.30-09.00 Pendaftaran/Registrasi Peserta Seminar
  09.00-09.10 Kesenian Dit. Kesenian
  09.10-09.12 Pembukaan MC. Khanifudin Malik
  09.12-09.13 Pengantar Seminar Ketua IAAI
  09.13-09.23

 

 

 

–    Sambutan

–    Pembukaan

 

–    Pemberian Tanda Jasa

 

 

–    Pemotongan Tumpeng

 

–   Panitia

–   Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

–   Pelopor/orang yang berjasa dalam Lembaga Purbakala

 

  09.23-09.30 Ramah Tamah, Kesenian, Kudapan  
  09.30-11.30 Seminar:

–    Horst Liebner

“Pelayaran Nusantara yang mempengaruhi Kawasan Asia Pasifik”

–    Daud Aris Tanudirjo

“Migrasi Penduduk Nusantara ke Pasifik”

–    Hariani Santiko

“Pengaruh Arsitektur Jawa di Daratan Asia Tenggara”

Moderator : Titi Surti Nastiti
  11.30-13.30 ISHOMA  
2. Sesi 2

 

  13.30-15.30 Seminar :

–    Tubagus Dedi Suwendi Gumilar

“Pelestarian Cagar Budaya bagi Kesejahteraan Masyarakat”

–    Junus Satrio Atmodjo

“Keberadaan Lembaga Purbakala bagi Masyarakat”

–    Bagja Hidayat

“Peran Media Menyadarkan Masyarakat Terkait Pelestarian Cagar Budaya”

Moderator : Kresno Yulianto
  15.30 – selesai Penutupan Direktur Jenderal Kebudayaan