Jakarta – Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi kembali digelar. Penghargaan tahunan, yang tahun 2017 menginjak gelaran ke-6 ini adalah suatu bentuk apresiasi yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada orang-orang/komunitas/instansi yang berjasa dan mendedikasikan kehidupannya dalam bidang kebudayaan. Hal ini disampaikan pada pembukaan Rapat Pleno I yang diselenggarakan di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat (7/4).
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Nadjamuddin Ramly, menyampaikan bahwa Rapat Pleno I akan membahas teknis proses seleksi 913 nominasi penerima Anugerah Kebudayaan. “Hari ini kami akan memilih ketua seleksi masing-masing kategori. Namun khusus untuk kategori Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia sudah dilaksanakan dari awal Maret lalu,” jelas Nadjamuddin Ramly.
Dalam arahannya, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menyampaikan bahwa Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi ini bukan sekedar ajang apresiasi semata. “Anugerah Kebudayaan ini adalah pernyataan publik yang dipikirkan oleh pemerintah tentang posisi pelaku kebudayaan di dalam ranah masyarakat. Harapannya, dengan pemberian apresiasi seperti ini, tidak hanya sebagai penanda peran orang-orang yang menggeluti tradisi dan kesenian di Indonesia, namun juga menjadi ajang untuk mengedepankan kebudayaan Indonesia,” tukas Hilmar Farid.
Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017 akan diselenggarakan pada 29 September 2017 di Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta. Sebanyak 7 kategori yang akan diberikan kepada para penggerak kebudayaan Indonesia, yaitu Tanda Kehormatan dari Presiden RI; Kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru; Kategori Pelestari; Kategori Anak dan Remaja; Kategori Mestro Seni Tradisi; Kategori Pemerintah Daerah; Kategori Komunitas; dan Kategori Perorangan Asing.