Anies Baswedan: Penjaga Kebudayaan Ada di Tempat Sunyi

0
1264

Jakarta — Pengembangan kebudayaan dari “pinggiran” yang diutarakan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, beberapa waktu lalu rupanya sejalan dengan pernyataan Mendikbud Anies Baswedan dalam Workshop Laporan Periodik Implementasi Konvensi UNESCO beberapa waktu lalu. Anies menjelaskan tentang dominasi budaya mainstream yang menutupi budaya daerah (pinggiran).b a 4

“Budaya mainstream sebenarnya bukanlah kebudayaan dominan, tetapi karena secara geografis berada di kota besar, maka dapat terekspos luas hingga menutupi kebudayaan lokal. Budaya kota besar ini adalah kebudayaan yang berpotensi menghilangkan kebudayaan asli,” jelasnya.

Budaya tersebut, lanjut Anies, diadopsi dari luar secara mentah-mentah, sehingga menggeser nilai-nilai asli. Lebih lagi tidak membawa nilai baru. Ia juga mengatakan, penjaga kebudayaan ada di tempat sunyi, yaitu masyarakat lokal dan pinggiran yang masih menjaga kebudayan asli dan tidak pernah terekspos. “Bagi mereka kebudayaan bukan hanya hiburan, tapi kehidupan,” Anies menambahkan.

Mengutip kata-kata Ki Hajar Dewantara, mantan rektor Universitas Paramadhina tersebut mengungkapkan, kebudayaan yang ada harus juga dikembangkan mengikuti tuntutan zaman dan alam. Kebudayaan yang sudah tidak memberi manfaat layak dibekukan. Sementara, kebudayaan yang memberi manfaat harus dikembangkan. Dengan tidak meninggalkan nilai-nilai di dalamnya.