You are currently viewing Diorama Tertembaknya Pesawat Dakota VT-CLA – Diorama II Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Diorama Tertembaknya Pesawat Dakota VT-CLA – Diorama II Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

 

 

Diorama II Menampilkan adegan peristiwa sejarah sejak Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945  sampai dengan meletusnya Agresi Militer Belanda I tahun 1947. Salah satu adegan dome kedelapanbelas pada Diorama II adalah adegan Puing-puing pesawat Dakota VT-CLA yang jatuh akibat ditembah pesawat Kitty Hawk Belanda yang Berlangsung   di Jatikarang, Tamanan, Gondowulung, Yogyakarta pada  tanggal 29 Juli 1947.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda mengadakan serangan terhadap lapangan terbang Maguwo dan bermaksud mengepung ibukota RI Yogyakarta. Bersamaan dengan agresi tersebut Belanda bermaksud merebut daerah-daerah penghasil bahan makanan di Jawa Barat, Jawa Timur dan daerah penghasil bahan eksport di Jawa Barat, Jawa Timur serta Sumatra.

Serangan terhadap lapangan terbang Maguwo tersebut menjadikan para kadet penerbang yang sedang menuntut ilmu di Maguwo ingin mengadakan serangan balasan. Serangan tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 1947 dini hari dengan sasaran Semarang, Ambarawa dan Salatiga. Mereka antara lain Suharnoko Harbani, Sutarjo Sigit (penyerang Ambarawa dan Salatiga), Mulyono (pengebom Semarang). Dibantu oleh penembak udara antara lain Kaput, Sutardjo dan Dulrachman. Akibat serangan tersebut Belanda kalang kabut dan pagi hari hingga sore harinya giat mengadakan patroli udara.

Sementara itu hasil perjuangan diplomasi yang dilancarkan oleh para diplomat RI, menyebabkan bangsa lain merasa simpati terhadap perjuangan RI dan bersedia memberikan bantuan. Ketika itu sebuah pesawat carteran VT-CLA milik seorang  pengusaha India yang bernama Bijoyanda Patnaik  terbang dengan mengangkut obat-obatan sebanyak 2 ton bantuan dari Palang Merah Malaya. Berangkat dari lapangan terbang Kalang Singapura tanggal 29 Juli 1947 pukul 13.00 WIB.

Pesawat dikemudikan oleh penerbang berkebangsaan Australia ex wing commander bernama Alaxander Noel Constantine sebagai kapten pilot. Dan ex squadron leader berkebangsaan Inggris bernama Roy L.C. Hazlehurst sebagai co-pilot. Awak pesawat lainnya adalah Kapten Udara Adisumarmo Wiryokusumo sebagai juru radio dan Bida Raham berkebangsaan India sebagai juru teknik udara. Adapun penumpangnya terdiri dari Komodor Muda Udara Agustinus Adisucipto dan Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh yang baru pulang dari tugas belajar memperdalam teknik penerbangan ke India dan Pakistan, serta Nyonya Beryl Constantine. Ditambah dua orang Indonesia yang bertugas membeli senjata dari Singapura yaitu Abdul Gani Handonocokro dan Zainul Arifin.

Sejak lepas landas dengan memakai atribut palang merah internasional pesawat terbang dengan aman.  Pukul 17.45 WIB pesawat terbang rendah dan mengitari lapangan terbang Maguwo untuk mencari posisi yang baik untuk mendarat. Tetapi tiba-tiba muncul pesawat Belanda Kitty Hawk P-40 dan langsung menembak pesawat Datkota VT-CLA.  Akibatnya pesawat kehilangan keseimbangan dan jatuh di wilayah Desa Jatikarang, Kelurahan Tamanan, Kapanewon Gondowulung, Kabupaten Bantul. Sebagian besar obat-obatan hasil sumbangan Palang Merah Malaya habis terbakar. Satu-satunya korban yang selamat adalah Abdul Gani Handonocokro. Yang lain tidak dapat diselamatkan.

Pada tanggal 30 Juli 1947 jenazah para korban segera dimakamkan. Sebelum dimakamkan terlebih dulu disemayamkan di Hotel Tugu Yogyakarta untuk mendapat penghormatan terakhir. Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Pertahanan merangkap Perdana Menteri Mr. Amir Syarifuddin, Pangsar Soedirman, Komodor Suryadi Suryadarma, Ir. Juanda, Sri Paku Alam VIII, Ny. Hatta, dan Ny. Suryadarma. Sebelum dimakamkan para korban diadakan upacara menurut agama dan kepercayaan masing-masing.  Komodor Muda Udara Agustinus Adisucipto menerima pemberkatan jenazah di gereja St. Fransiscus Xaverius Kidul Loji Jl. Panembahan Senopati Yogyakarta. Selanjutnya dimakamkan di Pemakaman Umum Pakuncen.

Dalam upacara penghormatan, pemerintah melalui sambutan yang diwakili oleh Mr.Amir Syarifuddin menaikkan pangkat anumerta kepada para korban  Dakota satu tingkat di atasnya yaitu Komodor Udara Adisucipto dan Prof. Dr. Abdurakhman Saleh menjadi Laksamana Muda Udara Anumnerta, sedangkan Letnan Udara I Adisumarmo Wiyokusumo menjadi Kapten Udara Anumerta. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka di daerah tempat jatuhnya pesawat VT-CLA tersebut didirikan sebuah monumen yang dikenal dengan nama Monumen Ngoto atau Tugu Ngoto.  Karena peristiwa tersebut merupakan ujud dari pengabdian insan AURI maka sejak tahun 1962, tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Bhakti TNI AU. Pada tanggal 14 Juli 2000, makam Abdulrahman Saleh, Adisucipto, dan para istri mereka dipindahkan ke Kompleks Monumen Perjuangan TNI AU Dusun Ngoto, Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.

Sumber : Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta