SIARAN PERS – Adaptasi Panggung Pertunjukan di Tengah Pandemi

0
25817

Indonesia mulai bersiap menyambut fase new normal di tengah pandemi virus corona yang terus menginfeksi jutaan orang di dunia. Pemerintah telah menginstruksikan agar fase kenormalan baru ini dapat dipersiapkan dengan baik. Presiden Joko Widodo sendiri telah menyatakan Indonesia harus tetap produktif tetapi juga aman dari wabah penyakit infeksi pernapasan Covid-19. Sosialisasi new normal diinstruksikan dapat dilakukan secara besar-besaran.

Masyarakat perlu beradaptasi dengan tatanan normal baru yang sudah disiapkan serta serta harus meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan sebelum memasuki pola hidup normal yang baru di tengah pandemi ini. Berbagai sektor telah siap menjalankan skenario new normal di tengah pandemi virus corona (Covid-19). New normal adalah perubahan perilaku atau kebiasaan untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa namun dengan selalu menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Himbauan dari pemerintah ini menganjurkan agar kita bisa hidup “berdampingan” dengan virus yang telah menelan ratusan ribu jiwa di seluruh dunia.

Sejak pandemi COVID-19 muncul, hampir semua orang mengalami kendala untuk menjalani kehidupan normal akibat pembatasan yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona. Namun, dengan usainya pembatasan tersebut, pemerintah menganjurkan kita untuk mulai melakukan kegiatan seperti biasa, tentunya sambil mematuhi protokol pencegahan COVID-19.

Memasuki tatanan kenormalan baru, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Teknis Pencegahan dan Pengendalian Covid 19 di Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif. Terbitnya SKB Kemendikbud dan Kemenparkeraf ini menjadi pegangan legal atau payung hukum yang jelas guna menghidupkan kembali kegiatan seni dan budaya serta ekonomi kreatif secara khusus.

Salah satu sektor yang terdampak langsung adalah bidang seni pertunjukan. Dengan tidak adanya panggung pertunjukan, banyak seniman yang kehilangan mata pencahariannya, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Namun kreativitas tidak boleh terhenti. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga api kesenian tetap menyala, salah satunya kegiatan belajar mengajar di sanggar telah dimulai kembali dengan menerapkan aturan dalam prosedur kesehatan tersebut seperti protokol kesehatan kepada peserta yang mengikuti latihan seperti memakai masker dan mencuci tangan. Pelatihan akan diawali dengan pengecekan suhu tubuh, hanya diikuti 15 sampai 20 orang setiap latihan di masa pandemi corona (separuh jumlah anak didik) untuk mencegah para peserta tidak berkerumun. Para peserta/anak didik juga diharapkan bisa beradaptasi dengan penggunaan pelindung wajah (face shields) dan masker saat berlatih.

Di ruang kreativitas, diharapkan para kreator dapat mengeksplorasi bahasa tubuhnya tanpa harus mengurangi arti yang sesungguhnya. Demikian juga dengan aturan jaga jarak dalam pola koreografi yang mensyaratkan satu sampai dengan dua meter antar orang.

Direktorat Pengembangan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Kemendikbud bersama Asosiasi Seniman Tari Indonesia/ASETI melaksanakan sosialisasi protokol kesehatan di sekretariat ASETI – Rumah Puspo Budoyo Tangerang Selatan. Peserta terdiri dari para seniman, guru, orang tua murid sanggar serta para murid sanggar-sanggar di wilayah Jabodetabek. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi ruang informasi agar pedoman kesehatan tersebut dapat segera diterapkan oleh masyarakat.

Direktur Dit. PTLK, Judi Wahjudin mengungkapkan pentingnya dikeluarkannya protokol kesehatan bagi seniman pertunjukan sekarang ini karena sektor pertunjukan merupakan salah satu sektor yang mengalami dampak langsung pandemi Covid-19.

“Yang terpenting adalah menjaga api kesenian menyala, sehingga rekan-rekan seniman yang terdampak langsung tetap terjaga semangatnya. Kita tidak bisa hanya menunggu sampai kapan pandemi ini berakhir, sekarang ini rasanya kita perlu beradaptasi dan mengubah cara-cara yang selama ini kita gunakan untuk dapat terus berkarya namun tanpa mengesampingkan bahwa faktor kesehatan dan keselamatan lah yang utama. Hal terpenting dalam menghadapi situasi ini adalah bagaimana kerjasama yang sinergis antara para pemangku kepentingan di bidang seni pertunjukan,” pungkas Judi.

Anti Agustina Yank selaku sekjen ASETI berharap ruang-ruang kreativitas tidak akan berhenti dimasa ini, dengan persyaratan bahwa dokumen protap kesehatan yang telah dikeluarkan oleh instansi terkait dapat tersampaikan dengan jelas SOP nya, sehingga penerapan dilapangan dapat terlaksana dengan baik. Pelaku seni tetap dapat beraktifitas, sanggar-sanggar tari tetap dapat melaksanakan pengajaran pengetahuannya kepada muridnya serta para seniman dapat terus mencari peluang dalam memaksimalkan dunia digital sebagai ruang ekspresi.

 

*Informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Wawan Yogaswara – 0812-8280-9365