Konferensi Pers Kilas Balik Kinerja Kemdikbud 2017

0
1371

Jakarta – Mendikbud Muhadjir Effendy baru saja menggelar konferensi pers terkait kilas balik kinerja Kemdikbud 2017, di Gedung A, Komplek Kemdikbud, Selasa (20/12). Didampingi Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dadang Sunendar dan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Muhadjir memaparkan beberapa hal terkait capaian Ditjen Kebudayaan sebagai salah satu unit utama Kemdikbud.

“Salah satu capaian Ditjen Kebudayaan adalah disahkannya UU Pemajuan Kebudayaan. Hal ini merupakan dasar di mana melalui UU ini kita bisa lebih cepat bergerak ke depannya,” ungkap Muhadjir.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan disahkan pada tanggal 27 April 2017 lalu. UU ini merupakan dasar dari upaya melindungi, memanfaatkan, dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Di dalamnya terangkum 10 Objek Pemajuan Kebudayaan yang terdiri dari Tradisi Lisan, Manuskrip, Adat Istiadat, Ritus, Pengetahuan Tradisional, Teknologi Tradisional, Seni, Bahasa, Permainan Rakyat, dan Olahraga Tradisional.

Tak hanya itu, lanjut Muhadjir, dalam hal penguatan pendidikan karakter, Ditjen Kebudayaan juga telah menggelar serangkaian program berkualitas yang melibatkan pelajar, seniman lokal, pramuka, sejumlah tokoh sejarah, dan masyarakat. Mulai dari program Belajar Bersama Maestro (BBM), Seniman Masuk Sekolah (SMS), Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas), dan Kemah Budaya Nasional.

Sementara, dari sektor Revitalisasi Museum, Cagar Budaya, dan Taman Budaya juga terjadi peningkatan. Terdapat setidaknya 53 museum yang telah direvitalisasi, 29 pembangunan museum, 28 revitalisasi cagar budaya, dan 13 revitalisasi taman budaya.

Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan juga terpilih menjadi negara ke-4 di Asia dan negara di Asia Tenggara pertama yang menjadi Negara Tamu pada Festival Seni Europalia, yang berlangsung pada tanggal 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018 di Brussels, Belgia. Konten pertunjukan yang ditampilkan Indonesia juga tergambar dalam empat pilar, yakni heritage, contemparary, creations, dan exchange.

Tahun 2017 ini Candi Borobudur mempunyai dua predikat yaitu sebagai World Heritage Cultural dan Memory of The World. Memoru of The World berisi tentang arsip pemugaran Candi Borobudur. Arsip lain yang ditetapkan sebagai Memory of The World dari Indonesia adalah Manuskrip Cerita Panji dan Arsip Tsunami Samudera Hindia.