Jakarta – Tidak banyak seniman di Indonesia yang memahami pentingnya sebuah tindakan pengarsipan atas karya-karya yang sudah mereka dibuat. Namun hal itu tidak berlaku bagi seorang Basoeki Abdullah. Sang maestro seni lukis di Indonesia ini paham betul arti dari sebuah arsip atau dokumen yang relevan dengan karya-karyanya. Meskipun sosok Basoeki Abdullah kini hanya tinggal kenangan, namun masyarakat masih dapat melihat jejak-jejak peninggalan karya beliau dari Pameran Arsip “Lacak” yang akan dilaksanakan pada 7 – 21 November 2017 di Museum Basoeki Abdullah.
Untuk menyambut pameran tersebut, Museum Basoeki Abdullah berkerjasama dengan Majalah Tempo mengadakan acara Ngobrol @Tempo “Arsip Seni Sebagai Warisan Budaya” di Museum Basoeki Abdullah (31/10). Acara yang diramaikan oleh berbagai komunitas seni dan mahasiswa ini mengahadirkan Direktur Kesenian, Restu Gunawan sebagai Pembicara Kunci dan beberapa narasumber seperti Kritikus Seni, Agus Dermawan, Arkeolog UI, Agus Aris Munandar, Seniman Agung Hujatnikajennong, dan pengusaha serta kolektor benda seni, Ciputra.
Dalam pidato kuncinya, Restu Gunawan mengatakan arsip atau proses pendokumentasian perlu dilaksanakan oleh para seniman untuk menciptakan interaksi dengan pengunjung.
“Bentuk pengarsipan perlu dilakukan sebelum seniman menciptakan sebuah karya, seperti melakukan riset terlebih dahulu. Dengan itu akan tercipta sebuah narasi yang memudahkan pengunjung atau penikmat seni untuk berinteraksi dan memahami karya seni yang diciptakan oleh seniman,” ucap Restu Gunawan.
Hal senada juga disampaikan oleh Agung Hujatnikajennong. Kurator Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) ini mengatakan bahwa arsip merupakan sebuah bukti penting yang harus dimiliki oleh para seniman.
“Arsip pada akhirnya menjadi bukti penting terhadap sebuah karya seni. Tidak lagi hanya dipandang sebagai aspek pendukung, namun juga kini arsip sudah menjadi objek utama pameran itu sendiri,” tukas Agung.
Ngobrol @Tempo “Arsip Seni Sebagai Warisan Budaya” merupakan acara yang diselenggarakan untuk menyambut Pameran Arsip Basoeki Abdullah “Lacak” yang diselenggarakan 7 – 21 November 2017. Bukan hanya lukisan-lukisan karya Basoeki Abdullah yang akan dipamerkan, namun juga barang-barang pribadi milik Beliau serta artikel-artikel atau tulisan yang mengkisahkan tentang perjalanan karir dan hidup sang maestro.