Palu, Sulawesi Tengah – Ibu Guru Hikmah melantunkan narasi yang menjelaskan tarian yang sedang ditampilkan di atas panggung. Sesekali para penari yang berjumlah 4 orang memandangnya, melihat ke arah tangah Bu Hikmah. Ia yang berdiri di pinggir panggung, memberikan kode ketukan yang berasal dari jarinya yang naik – turun.
Keempat penari tersebut merupakan siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Dalaka yang terletak di Kab. Donggala, Sulawesi Tengah. Mereka merupakan siswi dengan Tuna Rungu atau ketidakmampuan untuk mendengar. Para siswi tersebut diajarkan menari dengan cara melihat tanda ketukan yang diberikan oleh guru. Tanda tersebut memudahkan siswi untuk mengetahui ketukan dari irama musik tarian yang dimainkan.
Bu Hikmah mengatakan bahwa kebudayaan dan kesenian harus tetap dilestarikan bagaimanapun kondisi pelajarnya. Tidak ada satu halangan pun yang dapat menghentikan langkah dan usaha sang guru untuk mengajarkan anak muridnya mencintai budaya adat istiadat lokal. “Jangan berhenti berusaha,” pesan yang disampaikan oleh sang pahlawan tanpa tanda jasa.