Bogor – Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) kembali menggelar kegiatan rutin tiga tahunan, Kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA) XIV resmi dimulai. Kegiatan yang diinisiasi oleh Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) ini berlangsung selama 24 – 27 Juli 2017 di Hotel Novotel, Bogor. Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid hadir dalam pembukaan kegiatan yang mengusung tema “Perkembangan Arkeologi Kemaritiman” tersebut.
Dalam sambutannya, Hilmar Farid menyampaikan bahwa kajian arkeologi, antropologi, dan sejarah memiliki peranan penting terhadap pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. “Pendidikan karakter di Indonesia harus dirumuskan berdasarkan kebudayaan Indonesia. Dan rekan-rekan yang melakukan kajian arkeologi, antropologi, dan sejarah memberikan sumbangsih terhadap pemajuan pendidikan karakter tersebut,” ujar Hilmar Farid.
“Sumbangan arkeologi terlihat dari berbagai aspek salah satunya adalah memperkuat narasi mengenai Indonesia melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan. Melalui tema maritim yang diangkat diharapkan dapat rumusan dan agenda yang dapat digunakan bagi kemajuan Indonesia,” tambahnya.
Kongres IAAI memberikan perhatian kepada persoalan-persoalan organisasi, masalah kode etik bekerja sama dengan organisasi profesi terkait yaitu Masyarakat Sejarawan Indonesia dan Asosiasi Antropologi Indonesia, serta membahas mengenai pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya, termasuk temuan arkeologi bawah air. Selain itu juga dalam puncak kongres akan dilaksanakan pemilihan Ketua Umum IAAI periode 2017-2020.
Selain menyelenggarakan kongres, IAAI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM), Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Pameran “Jejak Maritim Indonesia”, di Botani Square, Bogor yang berlangsung selama enam hari yakni mulai tanggal 22-27 Juli 2017. (Wanti Hidayah)
