D.I. Yogyakarta – Pertemuan Museum Nasional (PNM) 2017 masih terus berlanjut. Memasuki hari kedua, PNM dibuka dengan Rapat Pleno bertemakan “Kebijakan Pemerintah dan Pemda dalam Pengembangan Museum sebagai Penunjang Proses Belajar Mengajar”, yang dimoderatori oleh Profesor Suratman, selaku Ketua Badan Musyawarah Musea). Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menggulirkan dua ide strategis demi pemajuan museum yang ada di Indonesia.
Disebutkan oleh Hilmar Farid, kedua isu tersebut di antaranya Audit Nasional Museum dan Pameran Bersama Museum Indonesia. Kedua langkah konkrit tersebut ditawarkan kepada seluruh peserta PNM untuk dapat didiskusikan bersama dan disepakati, untuk kemudian diajukan ke dalam ranah kementerian.
“Audit Nasional Museum diperlukan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi mengetahui keadaan museum saat ini. Berapa jumlah museum yang siap melakukan peningkatan pelayanan? Berapa yang masih survive? Berapa yang tipis harapannya? Untuk mengetahui itu, saya berpikir adanya semacam audit nasional terhadap museum-museum,” jelasnya.
Dengan adanya audit ini, lanjutnya, kita akan tahu siapa punya apa dan siapa mengerjakan apa. “Kita harus memiliki perencanaan dan agenda yang akan dilakukan ke depannya. Museum harus hadir untuk menjawab tantangan Bhinneka Tunggal Ika ini, sehingga bisa membentuk narasi kebangsaan yang solid melalui museum. Saya berjanji akan membawa ini ke dalam agenda kementerian, agar dapat kita melihat titik terang di ujung sana,” tegasnya.
Sementara itu, Pameran Bersama Museum Indonesia menurutnya dapat memperkenalkan harta kekayaan Indonesia kepada publik. “Saya membayangkan, bila ada orang yang turun dari pesawat, orang itu akan mendapat SMS tentang museum, bukan ayam goreng. Tahun depan, kita harus bisa mengadakan fasilitas itu. Kalau disanggupi, saya janji akan membawa ini untuk menjadi diskusi utama dengan jaringan-jaringan provider,” ia menambahkan.
Kendati demikian, demi tercapainya kemajuan museum yang signifikan diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak. Bukan hanya dorongan dari pemerintah pusat semata, tetapi justru dari pelaku dan pemangku kepentingan itu sendiri. Hilmar yakin, bila semangat perubahan itu datang dari para pengelola museum, apa yang dicita-citakan bersama dapat terwujud.
“Semangat mengadakan layanan dan perubahan demi kemajuan museum harus datang dari bapak-ibu sekalian, para pengelola, pemelihara dan semua yang terlibat langsung di museum. Bukan dari saya. Bila butuh biaya, pemerintah akan siapkan. Tantangnya, siap tidak menerima perubahan?” katanya.
Kendati demikian, Hilmar menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung dan mendorong pemajuan museum sebagai pusat informasi dan perkembangan kreativitas, bukan lagi sebagai tempat memajang koleksi.
Pertemuan Nasional Museum (PNM) merupakan pertemuan insan permuseuman yang dihadiri oleh kepala dinas, kepala museum, pengelola museum, akademisi, komunitas, dan pemerhati museum dengan jumlah kurang lebih 400 orang dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2017, kegiatan ini mengambil tema “Museum Sebagai Sumber Belajar dan Pendidikan Karakter Bangsa” dan terselenggara selama tiga hari, yakni pada tanggal 16-19 Mei 2017.