Dokumentasi Candi Plaosan dalam Bentuk 3 Dimensi

0
5965

Klaten— Hamparan rumput hijau mengelilingi tumpukan batu yang tersusun membentuk sebuah bangunan kuno Buddha yang berada ditengah pemukiman warga. Bangunan kuno yang berdiri megah ditengah-tengah tersebut merupakan komplek Candi Plaosan yang berada di kawasan Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kompleks Candi Plaosan ini terletak tidak jauh dari kawasan komplek Candi Prambanan.

Komplek Candi Plaosan merupakan komplek bangunan kuno yang terbagi menjadi dua, yaitu Candi Plaosan Lor (Lor dalam Bahasa Jawa artinya Utara) dan Candi Plaosan Kidul (Kidul dalam Bahasa Jawa artinya Selatan). Kedua komplek Candi ini dipisahkan oleh sebuah jalan raya dan area persawahan.

Pada Candi Plaosan Lor terdapat dua buah candi utama yang dikenal dengan Candi Utama Utara dan Candi Utama Selatan. Kedua candi ini sering disebut “candi kembar” karena bentuknya yang hampir serupa.  Memasuki area candi, kita disambut oleh sepasang Arca Dvarapala yang saling berhadapan  sebagai penjaga pintu masuk. Arca tersebut berjumlah empat buah yang masing-masing mengapit Candi Utama Utara dan Selatan. Setelah melewati Arca Dvarpala terdapat Gapura Kori Agung dan Tembok Keliling yang mengelilingi kedua Candi Utama, dan di empat sudut sisi candi terdapat candi perwara yang berbentuk stupa.

komplek-candi-plaosan

Candi Plaosan Lor memiliki keistimewaan dalam segi arsitekturnya, hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang memiliki dua tingkat (berlantai dua) yang berbeda pada candi umumnya. Candi utama memliki 6 buah ruang, yaitu 3 buah ruang di lantai atas dan 3 buah ruang di lantai bawah. Kedua candi utama tersebut dipisahkan oleh sebuah pagar dan jalan masuk yang menjadi penghubung menuju kedua candi utama.

Bangunan candi terdiri dari stupa yang menghiasi dan arca-arca Boddhisattva yang terdapat dalam relung candi. Pada area dinding terdapat relief-relief yang menghiasi hampir seluruh bagian. Relief paling bawah yang berada di kedua candi utama tersebut mempunyai perbedaan, candi utama bagian utara menggambarkan perempuan dan candi utama bagian selatan menggambarkan laki-laki. Dilihat dari bentuk atap yang berbentuk stupa, merupakan ciri dari bangunan suci dalam agama Buddha. Sejumlah arca Buddha yang berada di dalam candi tersebut pun menandakan bahwa Candi Plaosan berlatar belakang agama Buddha.

Menurut para ahli, Candi Plaosan dibangun sekitar abad ke-9 pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini dibangun oleh permaisyuri Rakai Pikatan, Pramodhawardhani atau Sri Kahulunan yang beragama Buddha. Perbedaan keduanya tersebut mereka tuangkan ke dalam arsitektur Candi Plaosan, candi Buddha yang mendapatkan nuansa arsitektur Hindu.

bangunan-candi-plaosan

Jika Candi Plaosan Lor begitu megah, Candi Plaosan Kidul jauh lebih sederhana. Kompleknya tidak seluas Candi Plaosan Lor. Bila di komplek Plaosan lor, kedua candi utama masih berdiri dengan megah sedangkan pada komplek Candi Plaosan Kidul, candi utamanya yang tersisa hanya Candi Perwara.

Meskipun letaknya tidak jauh dari Candi Prambanan, namun masih banyak orang yang belum mengetahui keberadaan Candi Plaosan. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tanggal 28 November 2016 melakukan kegiatan Ujicoba Teknologi Fotogrammetri (3D). Kegiatan ini berdasarkan tugas dan fungsi dari Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan yang tertera pada Pasal 477 huruf c Permendikbud nomor 11 Tahun 2015 mengenai pengelolaan data dan informasi bidang kebudayaan.

Pengelolaan tersebut meliputi pengumpulan, penyajian data dan informasi, serta merancang dan mengembangkan sistem informasi manajemen kebudayaan dan pemutakhiran data kebudayaan. Diharapkan dari kegiatan ini selain untuk pendokumentasian benda dan bangunan cagar budaya dalam bentuk tiga dimensi yang dapat diakses oleh masyarakat, juga untuk potensi wisata. (Wanti Hidayah)