Malang – Meski sore itu hujan turun begitu deras, tak membuat para peserta Malang Flower Carnival (MFC) mundur untuk berlomba dan menghibur warga Malang di sepanjang Jalan Ijen. Ditemui di belakang panggung, Andre Dedi Trisna Manunggal sibuk merapikan kostum yang sedang digunakan oleh siswa-siswinya dan memastikan semua telah sempurna.
Andre adalah guru SMP Aisyah Muhammadiyah 3 sekaligus pembuat kostum. Ini sudah ke-enam kalinya Andre dan siswa-siswinya berkontribusi dalam MFC. Pada tahun lalu berhasil meraih juara 3 dan pernah mendapat penghargaan sebagai penampil terbaik.
Tema MFC yang diusung pada tahun ini adalah Pesona Budaya. Sesuai dengan tema tersebut, Andre pun membuat berbagai kostum sesuai dengan tema tersebut. “SMP Aisyah Muhammadiyah 3 kali ini mengeluarkan 8 kostum. Sesuai dengan tema, kita angkat budaya Indonesia seperti Barong, Roro Jonggrang,” jelasnya.
Untuk proses pembuatannya, anak-anak pun ikut membantu membuat. Selama 13 hari, Andre bersama para siswa membuat kostum bahkan mereka sampai bermalam disekolah. Hiasan kostum dibuat semenarik mungkin dengan memanfaatkan barang bekas. “Ada bekas minuman frutang, daun mangga dikeringkan, pecahan kaca, kain perca,” jelas Andre.
Bobot kostum yang digunakan juga sesuai dengan kemampuan anak. Ada yang kuat menopang kostum 7 kilo, 10 kilo, bahkan 13 kilo. “Dibuat senyaman mungkin biar ngga keberatan karena dari dalam diangkatnya juga menggunakan besi atau bambu,” ujar Andre bersemangat.
Andre berharap, pemerintah leboh menggerakkan anak-anak untuk sadar akan budaya di seluruh Indonesia. “Sesuai kurikulum 2013, anak-anak harus terjun langsung dan tahu,” tutur pria yang memiliki usaha kostum bersama keluarganya ini. Andre pun mengaku cukup senang karena saat ini budaya Malang sudah terangkat sesuai dengan Tribina Cita Kota Malang yakni Malang sebagai Kota Industri, Malang sebagai Kota Pariwisata, Malang sebagai Kota Pendidikan.