Pertunjukkan Tari dari Kota Seribu Sungai

0
3530

Malang — Pertunjukkan dari Komunitas Sanggar Seni Nuansa dari Kalimantan Selatan mengawali acara gelaran tari Malang Art Week di Taman Krida Budaya, Jumat (2/9). Satu per satu penari menaiki panggung dan siap membawakan Tari Limpuar. Mereka menyanyikan tiga lagu diantaranya Pasar Terapung, Paris Barantai, dan Ampar-Ampar Pisang.

Pertunjukkan Tari dari Kalsel

Gemulai tangan, liuk tubuh, hentakkan kaki dari para penari menghadirkan tepuk tangan riuh penonton. Tari Limpuar adalah tari pedalaman kreasi baru yang menceritakan tentang kegiatan hasil gotong royong masyarakat pedalaman Kalimantan Selatan untuk saling membantu mengumpulkan padi hingga terkumpul ‘limpuar’ (berlimpah penuh).

Saat salah seorang penyanyi dari Kalimantan Selatan membawakan tiga lagu, para penonton begitu terhibur. Mereka ikut bernyanyi dan berdendang bersama di depan panggung. Lagu yang dibawakan juga merupakan ciri khas dari Kalimantan Selatan seperti Pasar Terapung yang merupakan salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.

Tari Limpuar

Sela, salah satu peserta komunitas menjelaskan, “Kalimantan Selatan, Banjarmasin dijuluki dengan Kota Seribu Sungai. Nah, di tengah kota ada Sungai Martapura dan saat akhir pekan pasti ada ‘acil-acil’ di jukung artinya perahu yang jual makanan khas Banjarmasin,” jelas Sela dengan semangat. Paris Barantai juga merupakan lagu dari Kabupaten Kota Baru dimana gunungnya bermega ditutup awan, Sela melanjutkan.

“Kalau Ampar-Ampar Pisang itu mainan anak-anak yang cara permainannya menggunakan kaki,” Jamal salah seorang peserta komunitas ikut menjelaskan. Pertunjukkan mereka tak lepas pula dari musik tradisional khas Kalimantan Selatan, Banjarmasin yaitu musik Panting. Panting merupakan sejenis gambus yang memakai senar (panting). Pertunjukkan apik ini menampilkan musik kolaborasi tradisional dan modern serta dipadu dengan komposisi musik dengan aransemen baru.

Sela dan Jamal

Tak hanya para pengunjung yang terhibur, namun para penari pun sangat senang bisa hadir ditengah Kota Malang melalui kegiatan Pekan Budaya Indonesia. “Saya bangga bisa berpartisipasi karena tidak semua orang bisa di sini. Sebagai generasi muda, saya akan selalu membantu melestarikan budaya,” tutur Sela.

Jamal pun berharap pertunjukkan tari yang dibawakan oleh komunitasnya dapat memberi pengetahuan baru bagi masyarakat diseluruh Indonesia.