Nya Abbas Akup, Bapak Film Komedi Indonesia

0
4781

Siapa yang tidak kenal dengan Nya Abbas Akup? Nama Nya Abbas Akup sangat dikenal di kalangan para sineas perfilman. Sutradara komedi berdarah Aceh yang berjaya pada era 1970-an ini lahir di Malang pada 22 April 1932. Lahir dan besar di kota Malang membuat Ia mengenal dan memahami seni pertunjukkan, seperti ludruk dan sandiwara. Kecintaannya terhadap seni itulah yang membuat ia terjun dalam dunia perfilman. Tiga puluh tiga karya film berhasil Ia gagas dan 28 film diantaranya adalah film komedi.

Karirnya bermula dari seorang clapper boy, scriptman, dan unit manager. Usmar Ismail mengamati bakat yang dimiliki oleh Nya Abbas, Usmar pun mengangkat Nya Abbas Akup menjadi asisten sutradara di film garapannya, Kafedo (1953). Sejak Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) berdiri, Nya Abbas menghasilkan film pertamanya Heboh di tahun 1954. Ia memasuki puncak kejayaannya pada tahun 1970-an dengan menghasilkan 15 film komedi.

Komedi menjadi salah satu genre yang banyak mewarnai perfilman nasional pada saat itu, namun pada masa ini penciptaan komedi berubah menjadi kegiatan yang serius ketika adanya kesadaran bahwa kekuasaan negara di bawah Orde Baru semakin reperesif dan otoriter. Pada masa Orde Baru, tidak sembarang orang dapat membuat film yang mengangkat sebuah realita, terlebih realita tersebut berupa kritik terhadap pemerintahan. Apapun realita yang ditunjukkan kepada publik tetap harus atas pengawasan badan pemerintah khusunya dalam hal ini BSF.

inem karya Nya Abbas Akup

Ruang gerak para sineas untuk berkreatifitas terus diawasi dan dibatasi oleh koridor-koridor untuk tidak menjamah persoalan politik yang dianggap akan memunculkan sensitivitas penguasa. Hal ini disadari betul oleh Nya Abbas Akup saat membuat film yakni dimasa Pemerintah akan memberikan perhatiannya secara khusus kepada orang-orang yang berani melakukan kritik secara keras baik bagi pemerintah maupun kritik terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari minimnya film-film pada masa ini yang menghadirkan sebuah realita dan peristiwa yang tidak lazim yang terjadi disekitarnya, baik tentang masyarakat maupun pemerintahannya. Menyadari hal tersebut, Nya Abbas Akup mencoba merepresentasikan keadaan yang Ia lihat disekitarnya melalui film komedi, karena melalui komedi semua orang yang menonton tidak akan sadar bahwa apa yang mereka tertawai merupakan gambaran realita kehidupan masyarakat sehari-hari.

Karya Nya Abbas hampir seluruhnya berangkat dari realita sosial masyarakat yang diamati dari keadaan lingkungan sekitar. Mulai dari lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, hingga tempat umum. Film-filmnya banyak pula yang menceritakan tingkah laku manusia atau masyarakat Indonesia lengkap dengan gaya tutur masyarakatnya.

Contohnya dalam film Semua Karena Ginah (1985) bercerita tentang praktek monopoli dalam dunia ekonomi, film Drakula Mantu (1974) menceritakan permasalahan penggusuran yang sedang marak pada tahun 70-an, Bing Slamet Koboi Cengeng (1974) sebagai sikap protesnya mengenai banyaknya film-film Hollywood, Inem Pelayan Sexy 1-3 kehidupan pekerja sektor informal seperti pembantu rumah tangga pada masa Orde Baru, lengkap dengan permasalahan mengenai sistem pengupahan dan regulasi hukum yang belum jelas.

Melalui film-filmnya, Ia tak hanya menampilkan humor semata namun juga bentuk representasi keadaan sosial masyarakat pada zamannya. Ia menerapkan salah satu fungsi film, yaitu sebagai arsip sosial yang dapat menangkap jiwa zaman atau zeitgeist masyarakat saat itu atau dengan kata lain fim hadir sebagai manifestasi yang jujur dari apa yang tengah bergejala di masyarakat. (Wanti)

Sumber: Hidayah, Wanti. 2015. Representasi Mobilitas Sosial Pembantu Rumah Tangga dalam Film Komedi Inem Pelayan Sexy 1-3 Karya Nya Abbas Akup.

Suara Karya Minggu, 31 Juli 1988 (foto)

Filmindonesia.or.id (foto)