Jakarta – Bioskop Keliling merupakan salah satu program dari Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan (Setditjen) Kemendikbud. Mobil berwarna biru yang berisi proyektor, genset, dvd player, layar dan berbagai perangkat pemutaran film lainnya ini telah ada sejak tahun 2013. Bioling adalah pemutaran film melalui layar tancap di daerah tertentu yang bertujuan memberi informasi kepada masyarakat tentang kebudayaan terkait budaya lokal. Masyarakat diajak untuk mengenal berbagai film yang memiliki nilai edukasi dan kebudayaan melalui layar tancap.
Tak hanya dilingkungan Setditjen, namun Bioling juga sudah didistribusikan ke seluruh kabupaten/dinas propinsi yang menangani kebudayaan dan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan. Titik Umi Kurniawati, Kepala Subbagian Rumah Tangga Ditjen Kebudayaan, mengungkapkan bahwa program ini membuat masyarakat yang jauh akan hiburan merasa senang dan menambah wawasan melalui film. Adapun target penonton dari program ini adalah masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman.
“Film yang diputar dalam Bioling itu berdasarkan kebutuhan dan permintaan dari masyarakat,” jelas Titik Umi. Filmnya pun beragam, seperti Air dan Api, 99 Cahaya di Langit Eropa, Republik Twitter, Habibie dan Ainun, dan masih banyak lagi. Dalam setiap kegiatan, biasanya dilakukan pemutaran dua film. Adapun pengembangan dari Bioling, kini, tak hanya pemutaran film saja namun juga ada kegiatan dialog interaktif. Narasumber dihadirkan dalam kegiatan ini untuk membahas film yang diputar.
Masyarakat pun menyambut baik program ini. Titik Umi mengungkapkan bahwa masyarakat begitu antusias ketika Bioling hadir ditengah mereka. Namun, berbagai kendala pun kerapkali timbul seperti sulitnya menjangkau daerah masyarakat yang berada dipedalaman seperti jalannya yang sulit ditempuh oleh Bioling dan cuaca yang tidak bisa diperkirakan.