Jakarta – Menjelang penyelenggaraan kegiatan Konferensi Nasional Sejarah X, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia menggelar Konferensi Pers di Ruang Rapat Lantai 6, Gedung E Kemendikbud, Senin (23/5). Telah hadir Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Plt. Direktur Sejarah Taufik Hanafi, Guru besar Sejarah Universitas Indonesia Susanto, Sejarawan Anhar Gogong, dan jajaran media massa.
Kegiatan yang akan diselenggarakan pada 7-10 November 2016 ini, mengangkat tema Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah. Peserta sebanyak 232 dari seluruh Indonesia, Persatuan Sejarah Malaysia dan Philippines Historian Association akan hadir dalam kegiatan ini.
Konferensi Nasional Sejarah X adalah forum sejarawan dalam melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap penulisan sejarah nasional dalam rangka pembangunan karakter bangsa, pengembangan ilmu sejarah, mencermati perkembangan sejarah, dan proyeksi penulisan sejarah nasional terutama teori baru. “Kita harus mencari kasus empirik berdasarkan karakter negara maritim yang sesungguhnya dan mengembangkan ilmu dari sejarah itu,” tukas Hilmar.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menghidupkan imajinasi tentang laut. “Imajinasi akan berkembang ketika kita mengetahui sejarahnya. Kini, kesadaran publik terhadap sejarah semakin tinggi dan sebenarnya publik itu lebih kreatif,” ujar Susanto menjelaskan. Saat ini, laut lebih sering ditinggalkan.
“Mengutip Bapak Jokowi yang pernah berujar bahwa sudah lama kita memunggungi laut. Laut itu isinya sedemikian rupa dan masa depan kita ada di dalamnya,” tutur Anhar. Kongres Sejarah ini dapat menghidupkan kembali imajinasi kita tentang laut dan langkah untuk mengembalikan laut dalam kehidupan kita.