RINGKASAN LAPORAN KONFERENSI INTERNASIONAL MELANESIA 2015

0
1780

Kupang, NTT – Festival Budaya Melanesia 2015 tengah berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Festival terdiri dari empat program, yaitu konferensi, pertunjukan kesenian, pameran budaya, dan pemutaran film. Saat ini, sedang berlangsung konferensi yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan di bidang budaya dan seniman dari negara-negara ras Melanesia, di Swiss Bellin Hotel, Kupang, Rabu (28/10).

Tujuh tema yang akan didiskusikan di antaranya Dispersal of Melanesian Culture; Languages in Melanesian World: Distribution, Contact, and Endangerment; Genetic Aspect of Melanesian; Maritime Tradition in Eastern Part of Indonesia; Migration of The Melanesians; East Nusa Tenggara in the Dynamic of Indonesian Nasionalist Movement; dan Cooperation in Education and Culture Sector.

Berikut ringkasan laporan Konferensi Internasional Melanesia 2015:

  • Konferensi Internasional Melanesia diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 2015, sebagai bagian dari Festival Budaya Melanesia 2015. Acara ini merupakan konferensi internasional pertama di lingkup ras Melanesia yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  • Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari Fiji, Papua New Guinea (PNG), Kepulauan Solomon, Timor Leste, New Caledonia, serta perwakilan dari lima provinsi Republik Indonesia dengan didominasi Melanesia, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku , Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, instansi pemerintah, akademisi, analis budaya, dan wartawan/ media.
  • Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan Rasyied. Ia menyoroti pentingnya merayakan kesatuan dan keragaman dalam budaya Melanesia. Anies menekankan, keragaman budaya tidak hanya sekedar melestarikan dan mempertahankan budaya Melanesia, tetapi juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan memperkuat komitmen dan ide-ide, melalui komunikasi budaya dan kolaborasi.

 

Ia juga menggarisbawahi bahwa acara ini menjadi platform yang sangat baik untuk menampilkan budaya Melanesia yang unik dan kaya, serta menunjukan tradisi khas Melanesia kepada dunia. Serta, perlunya  membangun strategi bersama untuk melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan budaya Melanesia melalui peningkatan konektivitas, terutama melalui jalur orang-ke-orang (people to people) dan interaksi.

  • Sebelum diselenggarakannya Konferensi, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Duta Besar Andreas Sitepu yang mewakili Kementerian Luar Negeri, dan Kepala Delegasi (HoDs) dari Fiji, PNG, Timor Leste, Kepulauan Solomon, dan Kaledonia Baru juga menyampaikan komentar mereka.
  • Gubernur Nusa Tenggara Timur menyambut semua delegasi ke Festival Budaya Melanesia. Gubernur mengajak semua peserta untuk menjelajahi pulau-pulau dan tempat-tempat pariwisata, bertemu masyarakat, dan menikmati makanan lezat khas Nusa Tenggara Timur. Dengan demikian, diharapkan semua delegasi akan berbagi/ bertukar pengalaman dan pemahaman tentang persamaan dan perbedaan yang ada antarnegara Melanesia.
  • Duta Besar Andreas Sitepu menegaskan kembali komitmen Indonesia sebagai Anggota Associate MSG (MSG), untuk menempatkan prioritas yang lebih tinggi dalam memperkuat kerja sama ekonomi, teknis dan bertukar nilai-nilai budaya tradisional Melanesia. Dengan demikian, Indonesia akan mendorong kunjungan tingkat tinggi antara anggota MSG, termasuk Timor Leste sebagai Pengamat dalam MSG, dan negara-negara Pulau Pasifik lainnya.
  • Dalam komentar mereka, Kepala Delegasi (HoDs) mengakui sub-wilayah Melanesia memiliki budaya yang unik dan beragam, dan mencatat bahwa keanekaragaman budaya yang ada dapat digunakan untuk mempromosikan warisan dan praktek di negara-negara Melanesia. Para kepala delegari (The HoDs) juga menekankan perlunya bergerak dan menemukan ide-ide baru untuk membangun kerjasama regional, serta membawa kerja sama Melanesia dengan tetap menjaga identitas Melanesia.
  • Konferensi ini diadakan di dua sesi yang meliputi isu-isu tentang aspek yang berbeda dari Budaya Melanesia, yakni dari perspektif akademis tentang antropologi, arkeologi, genetika, linguistik, dan sejarah. Ringkasan diskusi kedua sesi adalah sebagai berikut:

 

  1. Asal-usul ras Melanesia dimulai ketika nenek moyang Oceanic mulai menyebarkan tiga nilai fundamental, yaitu solidaritas, kesejahteraan dan kemanusiaan.
  1. Nenek moyang Melanesia menyeberangi laut – terutama dari barat ke timur, tapi kemudian di arah yang berbeda. Gerakan yang berbeda ini diingat dalam semua tradisi lisan, sejarah lisan dan cerita rakyat.
  1. Orang-orang Melanesia merupakan bagian integral dari sejarah kepulauan Indonesia sejak 60.000 tahun lalu. Empat peristiwa besar ditandai perjalanan sejarahnya, sampai sekarang. Mulai dari penampilan Modern awal manusia nenek moyang yang jauh dari Melanesia, akhir Zaman Es, kedatangan ras Mongoloid, dan Kemerdekaan Indonesia. Beberapa warisan Melanesia memberi dampak yang tinggi pada pengembangan budaya dunia, misalnya, tempat tinggal gua dan lukisan batu di Maros sebagai art rock tertua di dunia.
  1. Kedatangan ras Mongoloid di sekitar 4.000 tahun yang lalu, telah secara bertahap mengubah huni peta kepulauan Indonesia, di mana Melanesia cenderung bergeser ke arah timur, sementara Mongoloid menetap di barat. Interaksi antara mereka telah menciptakan campuran bertahap dan budaya dalam ruang dan waktu.
  1. Data yang disajikan menyediakan bukti kuat bahwa orang-orang dari keturunan Asia mulai bergerak melalui timur Indonesia sekitar 4000 tahun yang lalu, dari arah barat ke timur dan dicampur dengan kelompok-kelompok warga keturunan Papua. Ini merupakan bukti adanya kecocokan antara linguistik, arkeologi dan bukti genetik atas kehadiran pra-Austronesia dari Papua di Indonesia Timur dan penyebarannya ke arah timur dari Austronesia di seluruh Indonesia Timur.
  1. Aliran gen utama Barat ke Timur tidak mempengaruhi migrasi lain, bahkan yang memiliki dampak genetik yang lebih kecil, seperti yang ditunjukkan pada beberapa kasus. Data Genom global mengindikasikan dampak dari ekspansi genetik Austronesia yang kuat dan signifikan di Indonesia, sama besarnya seperti ekspansi Austronesia yang melewati Oceania. Mengingat fakta bahwa percampuran antara populasi manusia semakin diakui sebagai aspek penting dari biologi manusia modern, maka estimasi waktu dari percampuran tersebut akan memberikan wawasan penting terhadap sejarah spesies kita.
  1. Bahasa Austronesia berasal dari Taiwan dan kemudian pindah ke timur ke Polinesia, selatan ke Selandia Baru, dan ke arah barat Madagaskar. Ada sekitar 1.200 bahasa Austronesia. Bukti linguistik mengungkapkan bahwa Austronesia yang menetap di Taiwan sebagai kelompok besar, ada sekitar 6.000 tahun yang lalu.
  1. Masyarakat Austronesia bertemu dengan masyarakat non-Austronesia yang sudah terlebih dahulu ada di sana. Peta bahasa terbaru memperlihatkan bahwa penyebaran bahasa campuran hampir terjadi di seluruh kawasan, meskipun bahasa Austronesia cenderung lebih dominan dibandingkan bahasa non-Austronesia.
  1. Buku Negarakertagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca, seorang penyair dari Kekaisaran Majapahit, pada abad ke-14 menggambarkan fakta, bagian timur Indonesia, seperti Pulau Ternate, Tidore, dan Bacan hanya bagian dari dinamika sejarah Indonesia sejak jauh sebelumnya.
  1. Tanah Maluku pada awal era modern adalah tempat di mana orang-orang Austronesia-Melanesia erat berinteraksi. Hal itu tidak hanya didasarkan pada mitos asal-usul umum yang terintegrasi raja-raja Maluku dengan Papua, tetapi juga di jaringan dari navigasi dengan Bacan, kemudian Tidore sebagai hub. Selain itu juga menarik untuk dicatat bahwa, Buton telah menjadi “penghubung masyarakat” di daerah pesisir seluruh di bagian timur kepulauan Indonesia.
  1. Sementara itu, bagian barat kepulauan Indonesia terus memainkan peran penting bahkan setelah kedatangan dari kekuatan Barat. Menurut catatan barat, Selat Malaka memainkan peran utama dalam dinamika kawasan Asia Tenggara, dan siapa pun yang mengelola untuk mengontrol selat akan mampu mengendalikan politik dan ekonomi di wilayah ini.
  1. Namun, dalam perkembangan saat ini, kawasan Pasifik akan sangat mungkin untuk memainkan peran utama. Dalam hal ini, semua bagian dari daerah akan memiliki manfaat jika wilayah ini mengembangkan ekonomi. Tradisi budaya tertentu telah berfungsi sebagai modal sosial untuk mengembangkan aspek ekonomi.
  1. Dari semua hal itu, budaya penting untuk dipertahankan karena membawa nilai-nilai yang dapat digunakan untuk membangun karakter generasi muda dan masyarakat. Oleh karena itu, hubungan budaya antarnegara –terlepas dari ras mereka, tradisi, dan bahasa– sangatlah penting. Tidak hanya untuk tujuan ekonomi, tetapi juga untuk berkontribusi pada tingkat tinggi peradaban dan kesejahteraan umat manusia.

 

  • Dalam diskusi tersebut, para akademisi dan peserta berbagi pandangan tentang istilah budaya Melanesia yang masih diperdebatkan. Sebab, secara ilmiah daerah ini merupakan campuran etnis dan budaya yang telah menyebar dan berkembang melalui ribuan abad. Ras Melanesia mudah dikenali lewat bentuk fisik, dibandingkan budaya, gen/ keturunan, ataupun bahasa.
  • Diskusi mencatat, perlunya peta kerja sama ras Melanesia, terutama dalam kontak orang-ke-orang (people to people), di antara kalangan muda dan kerjasama olahraga. Ia juga menyarankan, Festival Budaya Melanesia diselenggarakan secara teratur untuk memberikan rekomendasi dalam proses pembuatan kebijakan dengan input akuntabel dan diperbarui untuk peta jalan.