BPCB Mojokerto – dua hari kegiatan Ruwat Agung Nusantara dalam pagelaran Sraddha Suryaning Majapahit dilaksanakan di Trowulan, diawali pada tanggal 11 September 2013 dilaksanakan ritual unduh-unduh petirtaan keraton dalam Majapahit dibeberapa situs di Trowulan yang dilakukan oleh komunitas budaya di Mojokerto.
Selanjutnya pada tanggal 12 September 2013 diadakan acara pagelaran seni budaya yang bertempat di candi Brahu, dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Dra. Choirun Nisa, M.Pd, acara dimulai dengan pertunjukan ketoprak yang dipadu dengan sendratari dengan judul Suryaning Majapahit yang bercerita tentang kejayaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan patihnya Gadjah Mada.
Acara yang dibuka untuk umum ini berlangsung meriah hal ini terlihat dengan antusias penonton yang begitu tinggi, apalagi lokasi candi Brahu yang strategis menjadikan candi Brahu sebagai salah satu tempat yang nyaman untuk diselenggarakan kegiatan-kegiatan kesenian, candi Brahu sendiri dari dugaan para ahli, merupakan candi yang bersifat budhis, dan diperkirakan umurnya lebih tua dari candi-candi lain yang ada di situs Trowulan, dasar dugaan ini adalah Prasasti Alasantan (939 M) yang ditemukan tidak jauh dari candi Brahu, disebutkan dalam prasasti tersebut nama bangunan suci waharu atau warahu, kata inilah yang diduga sebagai asal nama candi Brahu.
Semakin malam suasana candi Brahu semakin ramai dan setelah pagelaran seni ketoprak selesai acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang dibawahkan oleh dalang Ki Drs. Surono Gondo Taruno, M.Si dengan lakon Tumuruning Wahyu Kunjarakarna.(noz)