Pada prinsipnya kalau orang membicarakan Ambon, tentu tidak terlepas juga orang merepresentasi manusia Maluku dengan sebutan Ambon, bukan menunjuk hanya pada batasan aspek ruang sosial, artinya yang di kenal Ambon adalah hanya orang Maluku yang berdomisili di Pulau Ambon, tetapi sebutan ini sangat populer untuk menyatukan semua orang Maluku. Sehingga kalau teori ini kemudian kita bangun maka tentu anggapan masyarakat umum [masyarakat Indonesia] telah memetakan orang Ambon dalam penilaian ciri fisik tertentu yang di kenal Nyong Ambon dan Nona Ambon yang Hitam Manis… kata hitam manis sangat sering kita dengar dan bagi sebagaian orang kalau yang hitam manis biasanya tidak pernah membosankan sejauh mata memandang. Ini ciri yang memang menggambarkan unsur genetik yang melekat bagi orang Maluku yang lebih cenderung di pandang secara fisikal pada tampilan Nyong Ambon dan Nona Ambon . Ada istilah Laipose, Balagu, ondos dan sebagainya adalah model penyampaian secara verbal bagi keseharian masyarakat ambon yang dinilai tetap mengangap budaya sebagai pegangan penting bagi keberlanjutan masyarakat Maluku pada umumnya. Sehingga boleh jadi kalo kita kemudian bisa berbicara secara gamblang bahwa ketertarikan Nyong Ambon dan Nona Ambon yang Hitam Manis bukan saja telah banyak memikat akan tetapi juga karena kecantikan panorama alam dan kekayaanya juga telah membuat semua mata tertuju,untuk mengukir sejarah yang boleh jadi kita katakan dunia mengenal Indoensia karena Maluku.