1.320 Seniman Siap Mengajar di Sekolah

0
1571

Jakarta – Sebanyak 1320 seniman yang berasal dari 34 provinsi siap melakukan pembelajaran di satuan pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK). Ini merupakan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang diselenggarakan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ribuan seniman tersebut nantinya akan mengajar di sekolah-sekolah sesuai dengan bidangnya, yakni tari, musik, teater, seni sastra, seni rupa dan seni media.

Direktur Kesenian, Restu Gunawan dalam laporannya mengatakan, para seniman tersebut dalam pelaksanaannya akan mengajar sebanyak 27 kali pertemuan di luar jam belajar. Selain itu, adanya mekanisme baru yang diterapkan membuat para seniman nantinya menjadi lebih leluasa  mengajar di sekolah-sekolah.

“Tahun ini mekanismenya berbeda dengan tahun lalu. Sekarang, seniman harus mencari partner di sekolah masing-masing supaya mereka masuk ke sekolah lebih mudah. Dan pendaftaran pun dilakukan secara online” ujarnya saat pembukaan Workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah yang berlangsung di Jakarta (26/7/2018).

Gerakan Seniman Masuk Sekolah merupakan kegiatan yang menitikberatkan pada pengajaran kesenian ke siswa untuk menjadikan seni sebagai wahana penguatan karakter melalui pemahaman dan penyerapan niai-nilai positif. Ini untuk menstimulasi para siswa dan menumbuhkan minat bakat mereka di bidang seni dan budaya. Program berbasis gerakan ini diharapkan dapat memperluas akses dan mempererat hubungan antara seniman, sekolah dan anak-anak sehingga mereka punya akses langsung. Selain itu, GSMS menjadi upaya pemerintah dalam membantu dan memfasilitasi keterbatasan sekola dalam menghadirkan guru seni budaya yang selama ini menjadi kendala di satuan pendidikan.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan, meskipun kekayaan budaya di Indonesia beragam, secara bersamaan masyarakat memiliki akses yang kecil terhadap kesenian itu sendiri. Dengan kata lain, program ini membantu mengatasi sejumlah permasalahan yang ada.

“Jadi maksud program ini, ibarat tubuh aliran darahnya lancar. Hal lain yang ingin disinggung ialah  program ini bukan membuat anak-anak menjadi seniman. Kalau mereka memilih menjadi itu syukurlah. Kita punya tugas memperkenalkan kehidupan seni seperti apa, jadi ketika anak-anak memilih mereka punya pengetahuan yang cukup,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu seniman asal Kabupaten Parigi Moutong, Edy Subianto menambahkan, program Gerakan Seniman Masuk Sekolah setidaknya membantu anak-anak yang sejatinya minim akses terhadap kesenian di kabupaten tersebut.

“Ini tantangan buat kami, bagaimana memperkenalkan seni itu kepada siswa meskipun di daerah kami minim fasilitas dan sarana alat musik. Ini tantangan tersendiri, karena kami masih sangat butuh guru atau pengajar yang benar-benar mampu mengajar di bidang seni,” urai Edy yang nantinya akan mengajar di bidang seni teater.

Edy, yang sudah dua kali ikut bergabung dalam kegiatan ini, mencatat adanya perubahan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Setidaknya, tahun ini ada 26 seniman dari Kabupaten Parigi Moutong yang akan mengajar. Jumlah ini jauh lebih meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya ada 3 seniman yang lolos dari Kabupaten Parigi Moutong. Ia berharap kegiatan ini mampu memberdayakan seniman-seniman sehingga terus bisa mengekspresikan dan menyalurkan energi seni ke generasi muda

“Dengan adanya program ini lebih tersalurkan dan kami merasa seperti diangkat derajatnya,” tukas Edy.

 

 

 

 

Foto: Agus Riyanto