Ramaikan WCF 2016, Galeri Nasional Indonesia Gelar Pameran Mural

0
1970
Pameran Galeri Nasional Indonesia Ramaikan Ajang WCF 2016

Galeri Nasional Indonesia—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan— mengemban tugas dan fungsi untuk menjalin kemitraan dan memberikan layanan edukasi di bidang seni rupa kepada masyarakat luas, serta menyelenggarakan pameran karya seni rupa. Sebagai implementasi tugas dan fungsi tersebut, Galeri Nasional Indonesia acapkali menyelenggarakan program dukungan/sinergi antarlembaga budaya di berbagai kota di Indonesia, yang ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik pelajar, mahasiswa, pendidik/pengajar seni budaya, komunitas seni, maupun masyarakat umum.

Program dukungan/sinergi yang telah dilaksanakan Galeri Nasional Indonesia diantaranya Workshop Seni Rupa (Drawing) di Papua (2014), Workshop Melukis Mural di Kupang–Nusa Tenggara Timur (2015), Workshop Melukis di atas T–Shirt di Manado–Sulawesi Utara (2016). Ketiga program tersebut merupakan dukungan/sinergi dalam acara Temu Karya Taman Budaya (TKTB) se-Indonesia. Selain itu, program dukungan/sinergi juga pernah digelar dalam rangka Pameran Seni Rupa Internasional Biennale Terracotta 1st di Yogyakarta (2015), Workshop Seni Lukis dalam rangka Pra–Biennale 2015 di Makassar (2015), dan Workshop Seni Lukis di Malang–Jawa timur (2016) dalam rangka Pekan Budaya Indonesia 2016.

Kali ini, Galeri Nasional Indonesia kembali mengadakan program dukungan/sinergi dalam rangka World Culture Forum (WCF) 2016. Gelaran internasional WCF 2016 merupakan hasil kerjasama Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama UNESCO yang diselenggarakan pada 10–14 Oktober 2016 di Bali Nusa Dua Convention Center. Perhelatan tersebut sesuai tema besarnya secara substantif tidak sekedar menjadi ajang pertemuan peserta forum, tetapi juga menghendaki keikutsertaan seluruh komponen bangsa dan dunia, termasuk warga masyarakat umum, kalangan anak muda, dan tentunya juga para seniman.

Dalam rangka WCF 2016, Galeri Nasional Indonesia ikut berpartisipasi melalui program dukungan/sinergi dengan menggelar dua pameran. Diantaranya Pameran Mural/Street Art (Seni Visual Jalanan) bertajuk “Budaya untuk Bumi yang Terbuka, Toleran, dan Beragam”, serta Pameran bertema “Take a Closer Look to the National Gallery of Indonesia”.

(Download Leaflet Pameran Galeri Nasional Indonesia di WCF 2016 di sini)

Pameran Mural/Street Art (Seni Visual Jalanan) akan berlangsung pada 9–16 Oktober 2016, di Bentara Budaya Bali. “Pameran mural ini merupakan bentuk partisipasi aktif para seniman mural dengan karya-karya yang mengetengahkan tentang budaya untuk bumi yang terbuka, toleran, dan beragam, sejalan dengan tema utama WCF 2016 kali ini,” tutur Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana.

Mural atau juga dikenal dengan seni visual jalanan adalah salah satu bentuk seni visual yang mengambil tempat di ruang-ruang publik. Para perupa yang meminati bidang ini telah berkarya cukup lama di Bali, sebagai persentuhan dengan nilai-nilai urban, perkotaan, dan lain sebagainya. Perkembangan tersebut semakin pesat sejak memasuki era 2000-an. Dalam kesempatan pameran ini Galeri Nasional Indonesia mengundang empat komunitas perupa mural yang sudah berpengalaman mengembangkan gagasan-gagasannya di ruang publik, khususnya di Bali dan sekitarnya, yaitu Komunitas Jamur, Komunitas Pojok, Komunitas Slinat dan Komunitas Batu Belah (Suklu). Tubagus berharap semoga pameran ini mendapat apresiasi dari masyarakat luas dan dapat memberi semacam sentuhan baru bagi perkembangan seni mural di Indonesia.

Selain Pameran Mural/Street Art, Galeri Nasional Indonesia juga mengadakan Pameran “Take a Closer Look to the National Gallery of Indonesia” pada 10–14 Oktober 2016, di Bali Nusa Dua Convention Center. Pameran ini akan memajang dua reproduksi (repro) lukisan karya pelukis maestro Indonesia. Satu diantaranya repro lukisan berjudul Kapal dilanda Badai (1851) karya Raden Saleh Syarif Bustaman, media cat minyak pada kanvas, ukuran 74,5 cm x 97 cm. Karya lainnya adalah repro lukisan Ibuku (1941) karya Affandi, media cat minyak pada kanvas, ukuran 42,8 x 34 cm. Selain itu, disediakan pula berbagai bahan informasi tentang Galeri Nasional Indonesia, sehingga pengunjung dapat memperoleh informasi dan mengenal secara langsung tentang Galeri Nasional Indonesia dan berbagai kegiatan/program yang diselenggarakan.

Dengan dihelatnya program dukungan/sinergi dalam rangka WCF 2016 ini, Galeri Nasional Indonesia bermaksud untuk menunjukkan peran serta eksistensinya dalam mengenalkan dan mengembangkan seni rupa Indonesia. “Ajang ini juga untuk memberikan edukasi, memperkaya wawasan, pengalaman, dan meningkatkan kreativitas masyarakat di bidang karya rupa. Selain itu juga menjadi wadah penyaluran aktivitas dan kreasi seni rupa, serta menjadi ruang ekspresi yang positif bagi publik,” ungkap Tubagus.

*dsy/GNI