Galnas Segera Gelar Pamnus Kesembilan

0
775
Gelaran Pamnus Kesembilan Segera Dimulai

Galeri Nasional Indonesia siap menggelar Pameran Seni Rupa Nusantara 2017 pada 7–27 Maret 2017. Event akbar dua tahunan (biennale) ini bersifat terbuka dan mengakomodir para perupa dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berkesempatan dan berpartisipasi menampilkan karya terbaiknya di ajang pameran bertaraf nasional bersama para perupa dari berbagai wilayah lainnya. Melalui mekanisme seleksi yang cukup ketat, perhelatan ini memberikan kesempatan dan peluang bagi para perupa di Nusantara dalam menunjukan potensi, kreativitas, dan eksistensinya. Dalam pameran ini juga sekaligus tergambarkan atau terpetakan mengenai perkembangan mutakhir seni rupa di tanah air.

Pameran Seni Rupa Nusantara 2017 merupakan penyelenggaraan yang ke-9, setelah sebelumnya pernah dihelat pada 2001, kemudian 2002, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, dan 2015 dengan mengangkat tema yang berbeda. Pada 2017 ini, Pameran Seni Rupa Nusantara mengusung tema “REST AREA: Perupa Membaca Indonesia”.

Tema kurasi “REST AREA – Perupa Membaca Indonesia” diungkap Kurator pameran ini, Suwarno Wisetrotomo, berusaha menggali apakah karya seni rupa masih memiliki fungsi sebagai saksi dan pencatat zaman, apakah masih memiliki kekuatan untuk menyentuh kesadaran reflektif bagi penonton, apakah masih memiliki potensi menggugah kesadaran kritis bagi penikmatnya, dan apakah masih memiliki kekuatan misteri yang memberi dan mendorong keluasan imajinasi bagi khalayak luas. Di tengah turbulensi sosial, politik, ekonomi, dan budaya, “seni” (karya seni rupa) seharusnya memainkan peran pentingnya untuk menciptakan keseimbangan.

“Dalam persepktif semacam itu dihasratkan bahwa karya seni rupa diposisikan sebagai etalase untuk melihat derajat keberadaban sebuah masyarakat, komunitas, atau sebuah bangsa. Karya seni rupa yang ‘baik’ akan mendorong dan menciptakan masyarakat berolah kalbu, terbangun kembali kesadaran kritis dan kesadaran reflektifnya. Dalam konteks Indonesia, betapa keberadaban ini juga berada dalam lapisan-lapisan keberagaman untuk membangun kesalingmengertian,” papar Suwarno. Ditambahkan A. Sudjud Dartanto yang juga merupakan Kurator pameran ini, “Karya seni rupa itu dapat dipahami sebagai rekaman-rekaman atas konteks dan jamannya dengan dasar, pertama, karya seni rupa ini lahir dari sebuah penghayatan dan pemikiran senimannya, kedua, karya seni rupa dalam pameran ini bisa menjadi sebuah pernyataan sekaligus pertanyaan atas kondisi-kondisi obyektifnya, dan ketiga, karya-karya ini dapat dibaca sebagai sebuah teks yang terjalin antara satu karya dengan karya-karya lainnya sebagai sebuah meta teks yang hadir dengan keunikan pengalaman-pengalamannya.”

Pengandaian semacam itulah yang digunakan sebagai perangkat seleksi; yakni berharap mendapatkan para perupa yang bertumpu pada gagasan yang kuat, yang mampu menceritakan dengan baik dan terang, terkait dengan pembacaan terhadap tema “REST AREA: Perupa Membaca Indonesia”. Harapan berikutnya adalah menemukan karya-karya yang secara tepat (dan kuat) merefleksikan situasi Indonesia hari ini berdasarkan perspektif setiap perupa di mana mereka tinggal. Inilah saatnya seniman/perupa bersuara kembali melalui karya-karya seni rupa yang menginspirasi banyak orang; karya-karya yang menjadi penanda kuat atas gerak dan situasi zamannya.

Dalam bingkai seleksi tersebut, tim Kurator yaitu Suwarno Wisetrotomo dan A. Sudjud Dartanto menyeleksi karya-karya para perupa yang berhasil dijaring melalui seleksi terbuka (open application) pada 11 Januari hingga 8 Februari 2017. Seleksi terbuka tersebut berhasil menjaring 1.000 aplikasi karya kreasi 792 calon peserta yang berasal dari 28 provinsi di Indonesia. Berdasarkan sejumlah pertimbangan, antara lain kapasitas ruang dan aspek-aspek pendukung lainnya, tim Kurator menyaring hanya 100 karya berupa lukisan, patung, grafis, fotografi, drawing, object, instalasi, video art, batik, dan keramik untuk dipamerkan. Karya-karya tersebut merupakan hasil olah cipta 100 perupa dari 26 provinsi di Indonesia.

Selain pameran, “REST AREA: Perupa Membaca Indonesia” juga menyuguhkan serangkaian Program Publik berupa Seminar Seni Rupa “Seni Rupa Membaca Indonesia” pada Rabu, 8 Maret 2017, pukul 10.00 WIB di Ruang Seminar Galeri Nasional Indonesia. Selain itu juga akan diselenggarakan Gallery Tour pada Sabtu, 11, 18, dan 25 Maret 2017, pukul 13.00 WIB di Ruang Pamer Galeri Nasional Indonesia.

Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana berharap pameran ini dapat memotivasi banyak pihak, khususnya bagi para seniman/perupa agar terus berpacu, tetap semangat berkarya, dan berkompetisi untuk menunjukkan kreativitas dan ekspresisi diri melalui karya seni rupa yang memiliki berbagai makna, nilai dan fungsi tertentu dalam rangka penguatan karakter bangsa. “Hal ini sejalan pula dengan arah kebijakan Kemdikbud dalam hal meningkatkan pendidikan seni dan budaya, menyediakan sarana dan prasarana kesenian serta meningkatkan promosi budaya antardaerah,” ungkap Tubagus.

*dsy/GNI