Peneliti Pasca Kemerdekaan

0
1033

Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, selangkah demi selangkah penelusuran jejak kehidupan purba Sangiran yang beku di masa pendudukan Jepang kembali dilanjutkan oleh Teuku Jacob, S. Sartono, dan R.P Soejono, murid-murid von Koenigswald.

Sewindu kemudian pada tahun 1953, temuan fosil rahang bawah dan geligi hominid diumumkan oleh Peter Marks, setelah ditemukan oleh warga lokal di permukaan tanah dekat Desa Glagahombo. Temuan yang mula-mula dimasukkan dalam takson Meganthropus itu kemudian dinamai Sangiran 8 (S8), salah satu spesimen Homo erectus.

Tahun 1961 R. Sartono mengumumkan temuan fosil rahang bawah hominid dari dekat Desa Mandingan/Bojong, yang diidentifikasinya sebagai spesimen Homo erectus dengan nama Sangiran 9 (S9). Pengumuman temuan ini memicu inisiatif untuk melakukan penelitian gabungan di Situs Tanjung, Dayu, Sangiran tahun 1963. Sayang, tragedi nasional 1965 kembali membekukan gerakan penelitian di Sangiran.

Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Ngebung