Forum Aksi Pemajuan Kebudayaan

dengan tema “Dalam Mewujudkan Insan Budaya yang Kuat, Tangguh dan Berkarakter”

0
1817
Forum Aksi Pemajuan Kebudayaan

Yogyakarta, Februari 2019 – Museum Benteng Vredeburg menjadi tuan rumah diselenggarakannya kegiatan Forum Aksi Pemajuan Kebudayaan, dengan tema “Dalam Mewujudkan Insan Budaya yang Kuat, Tangguh dan Berkarakter”. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Acara ini digelar pada hari Kamis, 28 februari 2019. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memberikan edukasi dan literasi pemajuan kebudayaan untuk menumbuhkan masyarakat yang berinsan budaya kuat, Tangguh dan berkarakter.

Acara dibuka dengan sajian tari ndolalak / dolalak. Tarian ini merupakan tarian khas dari Kabupaten Purworejo. Pada kesempatan kali ini tarian dolalak yang disajikan menceritakan tentang kegembiraan setelah panen. Dibawakan oleh enam orang putri sebagai penarinya, menyajikan gerakan-gerakan apik riang gembira, sesuai dengan penggambaran maksud dari tarian yang disajikan. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kasubbag TU Benteng Vredeburg Yogyakarta yang mewakili Kepala, Haris Budiharto, SS., M.Hum.. Beliau menyampaikan bahwa acara ini merupakan acara perdana dari rangkaian kegiatan yang rencananya akan diselenggarakan pula di beberapa kota lain di Indonesia. Beliau berharap dengan dilaksanakannya kegiatan ini, dapat mendorong usaha pemajuan kebudayaan untk menggelorakan dan melestarikan kebudayaan Indonesia.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Yogyakarta yang mewakili Walikota Kota Yogyakarta, Ir. Eko Suryo Maharsono, MM.. Beliau memberikan penghargaan yang tinggi kepada pihak-pihak terkait yang telah menyelenggarakan acara ini, dan siap mendukung serta menindaklanjuti hasil dari forum aksi yang dilaksanakan. Turut hadir dan membuka acara Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Drs. Wiryanta, M.A. Phd.. Beliau menyampaikan bahwa direktoratnya memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan diseminasi hal-hal strategis dalam pembangunan, salah satunya yaitu pemajuan kebudayaan. Menurutnya Budaya bukan hanya kesenian. Sistem ekonomi dan sistem teknologipun termasuk bagian dari kebudayaan. Beliau memberikan contoh Borobudur, merupakan satu contoh teknologi pada masa saat itu telah maju. Bangsa kita saat itu sudah mampu membangun bangunan semegah itu. Ini membuktikan bahwa Bangsa Indonesia telah memiliki budaya peradaban yang maju.

Pada kegiatan ini dilaksanakan pula diskusi, yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama mengambil tema “Nilai-nilai Budaya Berbangsa” dengan Narasumber Sudharsono (Akademisi Universitas Sebelas Maret) dan “Pemajuan Kebudayaan melalui Undang-Undang No.5 Tahun 2017” dengan Narasumber Sekretaris DItjen Kebudayaan, Dra. Sri Hartini, M.Si.. Pada kesempatan pertama, Sudharsono menyampaikan bahwa Indonesia didirikan oleh begitu banyak suku yang terdiri dari berbagai macam budaya di dalamnya dengan begitu banyak nilai-nilai luhur di dalamnya. Hal tersebut adalah kekuatan bangsa kita, dan sudah seharusnya dijaga dan dilindungi. Pada bagian kedua di sesi pertama, Sri Hartini menyampaikan beberapa hal yang dilakukan dalam usaha pemajuan kebudayaan, di antaranya adalah memetakan kondisi terkini kebudayaan untuk mengetahui perkembangannya; melakukan pengamatan terhadap sarana dan prasana yang sudah ada untuk nantinya dijadikan dasar pengembangan sarana dan prasarana; serta mengamati perkembangan keterlibatan masyarakat di dalam hal kebudayaan. Beliau juga menyampaikan, dalam kondisi zaman yang serba modern sekarang, banyak nilai-nilai tradisi yang semakin ditinggalkan. Banyak faktor yang mempengaruhi, hal ini di latarbelakangi oleh kemajemukan yang ada di negara ini, namun beliau mengingatkan bahwa sudah seharusnya dengan adanya keberagaman di negara dan bangsa ini, kita saling menghormati satu sama lain untuk menghindari adanya benturan-benturan yang bisa saja terjadi.

Pada sesi kedua, tema yang diambil adalah “Pelestarian Kebudayaan Bangsa”, yang dibawakan oleh Narasumber Imam Aziz (Budayawan). Beliau menyampaikan, bahwa sebenarnya tidak ada budaya yang benar-benar asli atau murni dari satu daerah atau lokasi. Budaya itu menurutnya bersifat terbuka. Menyerap hal-hal yang dihadapannya untuk diinterpretasikan sesuai dengan cipta, rasa, dan karyanya masing-masing. Beliau mencontohkan bahwa baju kemeja sebenarnya berasal dari Bangsa Spanyol. Namun sekarang secara umum telah digunakan di hampir seluruh penjuru dunia. Hal tersebut tidak menjadikannya sebagai satu hal yang seragam atau sama, tapi tetap dapat memiliki kekhasan masing-masing dengan budayanya, seperti kemeja yang dibuat dari kain batik contoh kongkritnya.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 150 orang peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, masyarakat museum, masyarakat umum, satuan kerja di lingkungan kemdikbud, serta para perwakilan dari para instansi sekitar dan yang terkait lainnya. Tujuan lain dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengajak para generasi muda untuk terlibat aktif dan turut berpartisipasi dalam usaha pemajuan kebudayaan. Budaya yang lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa merupakan hasil budidaya, buah dari hasil keluhuran dan nilai-nilai keindahan oleh manusia, mari kita jaga dan majukan Kebudayaan Indonesia.

Lestari Budayaku Lestari Negeriku,
Salam Budaya ??
(bpw)