KAJIAN STILISTIKA PADA KIDUNG ADAT DI KEI

0
1971

Jacquelin Pattiasina

Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon

Maluku menyimpan berbagai bentuk tradisi lisan yang lahir dan berkembang di masyarakat layaknya tradisi lisan di daerah lain di Indonesia. Salah satu bentuk tradisi lisan di Maluku adalah nyanyian rakyat di kepulauan Kei yang dikenal dengan Kidung Adat atau dalam bahasa lokal disebut siksikar. Berdasarkan isinya, kidung adat di Kei terdiri dari beberapa bentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk jenis-jenis kidung adat di kepulauan Kei, untuk menjabarkan pemaknaan aspek-aspek stilistika yang terdapat dalam jenis-jenis kidung adat di kepulauan Kei, untuk mendeskripsikan fungsi dan kedudukan kidung adat dalam kehidupan masyarakat di kepulauan Kei dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam kumpulan teks kidung adat di Kei. Bentuk-bentuk kidung adat di Kei antara lain; ngel-ngel, wawar, baut, atnanit, maroin, ut utuk, snehat, dan soryat. Aspek stilistika yang digunakan sebagai alat untuk mengkaji kidung adat di Kei antara lain aspek diksi, gaya bahasa dan aspek citraan. Kidung adat di Kepulauan Kei kerap ditampilkan dalam acara-acara adat seperti pelantikan raja Ratschaap, penyambutan tamu, pernikahan, dukacita, upacara tutup rumah hingga pemungutan lola. Fungsi kidung adat antara lain sebagai sumber sejarah lokal, sebagai pengawas norma-norma yang berlaku dalam masyarakat serta sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda Kei, sebagai sarana hiburan rakyat serta sarana penyampaian saran atau kritik sosial. Sastra lisan sebagai produk kreativitas masyarakat penganut budaya tersebut menyimpan nilai-nilai yang perlu dimaknai sebagai pedoman dalam hidup berdampingan sebagai makhluk sosial yang berakhlak baik diantaranya nilai filosofis, nilai budaya, nilai religious, nilai historis, nilai sosiologis dan moral.