Leuhang: Pengetahuan Pengobatan Tradisional Sunda

You are currently viewing Leuhang: Pengetahuan Pengobatan Tradisional Sunda

Leuhang: Pengetahuan Pengobatan Tradisional Sunda

Leuhang: Pengetahuan Pengobatan Tradisional Sunda
Oleh :
Arief Dwinanto
(BPNB Provinsi Jawa Barat)

Masyarakat Sunda memiliki tradisi memanfaatkan tumbuhan di lingkungan sekitar tempat hidupnya untuk memelihara kesehatan serta mengobati penyakit. Salah satu pengetahuan lokal dan praktik terkait hal tersebut dikenal dalam bahasa Sunda dengan nama Leuhang.
Dalam Kamus Umum Basa Sunda yang disusun oleh Panitia Kamus Lembaga Basa & Sastra Sunda, disebutkan bahwa “Leuhang nyaeta cai penggodogan dangdaunana nu kesed jeung nu pahang keur ubar kasakit kulit jeung sajabana ti eta [Leuhang yaitu air hasil rebusan daun daunan yang berasa kelat dan beraroma tidak sedap karena masih mengandung getah untuk obat sakit kulit dan lain sebagainya]” (1995: 282). Leuhang dapat diartikan sebagai air hasil rebusan dari berbagai macam daun daunan yang berkhasiat untuk pengobatan beragam penyakit, seperti penyakit kulit dan lain sebagainya. Air rebusan leuhang tersebut dapat digunakan sebagai air untuk mandi ataupun dengan cara memanfaatkan uap air nya saja. Tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk membuat leuhang diambil dari sekitar lingkungan tempat tinggal, di antaranya ialah daun sirsak, daun kayu manis, daun cengkih, daun salam, daun sirih, daun alpukat, daun serai, kecombrang, daun pandan, daun jeruk dan sebagainya.

beberapa bahan untuk ngaleuhang
Dok: BPNB Prov. Jabar, 2021

Bahan-bahan tersebut kemudian dimasukan ke dalam panci dan direbus menggunakan air. Setelah direbus, uap air hasil rebusan tersebut digunakan untuk mandi uap. Caranya ialah dengan memindahkan air tersebut ke dalam wadah seperti baskom dan diletakkan di lantai. Kemudian orang yang akan di-leuhang duduk menggunakan bangku pendek di depan baskom tersebut. Setelah itu, orang tersebut ditutupi menggunakan kain sarung dan dilapisi selimut agar uap air leuhang dapat menguapi seluruh tubuhnya hingga dirasa cukup. Setelah selesai mandi uap, baru diseka menggunakan handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Selain dengan cara memanfaatkan uap-nya saja, ada juga yang menggunakan air leuhang dengan cara dimandikan.
Praktik pengobatan menggunakan bahan-bahan alami ini berkaitan erat dengan kebudayaan masyarakat Sunda. Menurut Iskandar “Urang Sunda di masa silam telah dikenal memiliki pengetahuan mendalam tentang penggunaan obat tradisional yang diramu dari berbagai jenis tumbuhan atau herbal. Pengobatan herbal tersebut biasanya sangat terkait erat dengan kebudayaan masyarakat” (Iskandar, 2014). Lebih lanjut Iskandar mengatakan bahwa “Pada umumnya, pengobatan herbal oleh masyarakat di masa silam sangat terkait erat dengan kebudayaan masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manfaat obat tradisional tersebut biasanya telah teruji secara turun temurun dan tidak membahayakan kesehatan (Iskandar, 2014).
Saat ini, pengetahuan leuhang dan praktik ngaleuhang (menggunakan leuhang) sebagai karya budaya warisan leluhur orang Sunda sudah sangat berkurang. Namun, di tengah kondisi makin berkurangnya pengetahuan tentang Leuhang di masyarakat, terdapat beberapa orang kreatif yang melakukan pelestarian mata budaya Leuhang, di antaranya ialah dengan membuka terapi leuhang sebagai peluang usaha. Salah satunya terletak di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Pengunjung yang akan diterapi leuhang masuk ke dalam boks berukuran 1,5 x 1,5 m. Di atas boks terdapat lubang untuk menyembulkan kepala. Boks tersebut kemudian dialiri uap leuhang melalui pipa yang dihubungkan ke alat rebusan air leuhang yang dapat diatur kapasitas uap dan suhunya. Menurut pemilik terapi leuhang tersebut, terapi leuhang tersebut dipercaya bermanfaat dapat membuang racun dalam tubuh, memperlancar aliran darah, tubuh menjadi terasa ringan, makan menjadi terasa lebih nikmat dan tidur lebih lelap.
Dari paparan tersebut di atas, praktik pembuatan dan pemanfaatan leuhang tersebut digunakan untuk kepentingan praktis dalam pengobatan secara mandiri di rumah sendiri. Pada perkembangannya kini, ada yang memanfaatkan pengetahuan leuhang untuk membuka usaha terapi pengobatan. Alat-alat untuk terapi leuhang dikembangkan agar lebih praktis dalam proses pemakaiannya. Hal tersebut ternyata dapat menghasilkan manfaat secara ekonomi bagi pelakunya.
Dengan demikian, Leuhang sebagai salah satu warisan karya budaya berbentuk pengetahuan tradisional dalam budaya Sunda, memiliki beragam manfaat bagi kesehatan; serta memiliki potensi nilai ekonomi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan Indonesia.

Daftar Pustaka
Johan Iskandar. 2014. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Urang Sunda dalam Manusia & Lingkungan Dengan Berbagai Perubahannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Panitia Kamus Lembaga Basa & Sastra Sunda. 1995. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Penerbit Tarate Bandung.