Peningki Lama

0
6027

 

91

Situs Peningki Lama terletak di Kelurahan Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Benda cagar budaya di Peningki Lama ada 3 jenis yaitu; meriam, pillbox bunker, dan gudang logistik.

  • Meriam

Meriam di Situs Peningki Lama ada 6 buah. Keenam meriam tersebut memiliki spisifikasi, jenis, bentuk, bahan, dan orientasi pandang yang sama.

Silinder Dudukan Shield
Tinggi : 1,7 Meter Tinggi Belakang : 2 Meter
Keliling Atas : 2,20 Meter Tinggi Belakang dari Tanah : 2,80 Meter
Keliling Bawah : 5,5 Meter Lebar Depan : 1,2 Meter
Barrel/Laras Lebar Belakang : 1,88 Meter
Panjang : 3 Meter Tinggi Depan : 1,2 Meter
Diameter Luar : 13 cm Tinggi Depan dari Tanah : 2,25 Meter
Diameter Dalam (Caliber) : 7,5 cm Tebal : 5,5 cm

Meriam-meriam ini diletakkan berdekatan dengan garis pantai yang bertugas untuk mengamankan pantai dan laut dari serangan musuh. Meriam-meriam ini terdiri dari beberapa bagian yaitu; pondasi, penahan bawah, ruang bawah tanah/bunker perlindungan, barrel/laras, shield, silinder dudukan, dan deck awak meriam. Panjang deck ini 1,8 m, lebar 1,8 m, dan tinggi dari pondasi 0,8 m. Kondisi meriam secara umum masih ada meskipun banyak mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut dapat dilihat dari beberapa komponen meriam yang hilang, vandalisme, dan akibat dari pengaruh alam karena posisi meriam yang berada di luar.

  • Pillbox Bunker

Pillbox Bunker a92dalah salah satu bangunan yang lazim dipakai pada saat perang dunia kedua. Merupakan bangunan pertahanan yang terbuat dari tembok tebal dengan lubang/jendela pandang sempit. Bangunan ini digunkan sebagai tempat persembunyian/pertahanan yang dilengkapi dengan senjata. Selain itu, bunker digunakan sebagai gardu pandang untuk memandang arah datangnya musuh. Pillbox yang berada di situs Peningki Lama berbentuk kotak persegi panjang, terbuat dari beton, dan sebagian besar bangunan tertanam didalam tanah. Hanya bagian atas dari pillbox (1/4 bagian atas) yang mencuat keluar, akan tetapi dikamuflase dengan timbunan tanah. Pintu masuk berada di belakang dan letaknya lebih rendah dari permukaan tanah. Pintu tersebut berbentuk lorong di bagian utara pillbox dan di dinding bagian atas terdapat jendela pandang yang menghadap ke laut. Pillbox di situs Peningki Lama ini berjumlah 3 buah. Ukuran masing-masing pillbox sebagai berikut;

Ukuran Pilbox 1 Pillbox 2 Pillbox 3
(meter) (meter) (meter)
Panjang 6,23 8,23 9,28
Lebar 5,68 5,76 5,49
Tinggi 2,08 2,08 2,47
Tinggi pintu 1,6 1,6 1,6
Lebar pintu 1,1 1,1 1,1
Tinggi jendela pandang bagian depan 0,48 0,65 0,42
Panjang jendela pandang bagian depan 3,19 3,19 3,19
Tinggi jendela pandang bagian samping 0,48 0,65 0,42
Panjang jendela pandang bagian samping 0,82 2,1 0,82

Dari identifikasi registrasi dan penetapan BPCB Samarinda, pillbox yang berada di puncak bukit Peningki Lama adalah pillbox 1, di lereng tengah pillbox 2, dan paling bawah adalah pillbox 3. Kondisi pillbox saat ini masih ada, namun memiliki tingkat ancaman yang cukup menghawatirkan karena keberadaanya pada lahan rawan lonsor. Pada saat musim hujan, air hujan masuk ke dalam pillbox sehingga terjadi genangan. Ditambah lagi penumpukan sampah oleh masyarakat yang mengurangi keasrian lingkungan.

  • Gudang Logistik

93Bangunan ini digunakan untuk menyimpan seluruh keperluan dan logistik tentara saat berperang. Gudang logistik di situs Peningki Lama ada 3 buah, secara umum ketiga bangunan tersebut memiliki bentuk sama meski ukurannya berbeda. Bentuk gudang logistik ini pada umumnya persegi panjang dan dibagi menjadi 2 ruangan.

Ukuran G.Logistik 1 G.Logistik 2 G.Logistik 3
(meter)
Keseluruhan bangunan
Tinggi 3,26 3,26 3,26
Lebar 5,88 11,5 8,12
Panjang 10,39 7 9,5
Panjang pintu luar kanan 1,11 1,4 1,1
Tinggi pintu luar kanan 1,41 1,1 1,39
Panjang pintu luar kiri 0,85 0,9 0,89
Tinggi pintu luar kiri 1,21 1,2 1,22
Ruang pertama
Panjang 10,38 5,77 9,5
Lebar 1,25 1 1
Tinggi 3,5 2,43 3,26
Ruang utama
Panjang 10,38 10,38 9,5
Lebar 5,36 4,36 7,12
Tinggi 2,43 3,26 3,26

*pintu bagian dalam memiliki ukuran yang sama.

Kondisi gudang logistik pada umumnya cukup terawat meski ada beberapa vandalisme dan tingkah laku masyarakat yang kurang bijak terhadap lingkungan cagar budaya, seperti menggembala ternak di halaman bangunan cagar budaya dan membuang sampah sembarangan.

Kegiatan yang telah dilakukan oleh BPCB Samarinda terhadap situs Peningki Lama diantaranya adalah registrasi (2010), pemintakatan (2011), dan Monev (2015). Keberadaan benda cagar budaya yang ada di situs Peningki Lama tak lepas dari sejarah Kota Tarakan. Tarakan adalah sebuah pulau lepas pantai yang memiliki luas 303 km2, sebagian besar pulau ini diliputi oleh rawa dan bukit yang tertutup hutan lebat. Tarakan merupakan salah satu bagian dari Hindia Belanda pada tahun 1941 dan sangat penting karena sebagai pusat produksi minyak yang dapat memproduksi 80.000 barrel minyak setiap bulan. Menurut catatan sejarah, sebelum perang dunia kedua, Tarakan menghasilkan 6 juta barrel minyak setiap tahun. Sejarah perminyakan di Tarakan dimulai dari tahun 1897. Dari hal tersebut, sumber daya alam Tarakan sangat menguntungkan dan menjadi rebutan berbagai bangsa untuk mendapatkan minyak bumi. Untuk itu pemerintah kolonial Belanda berusaha mempertahankan Tarakan dengan sejumlah kekuatan baik kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam mendukung pertahanan pulau Tarakan, Belanda membangun sejumlah bunker, meriam pantai, dan sejumlah bangunan pengintai. Pertempuran Tarakan terjadi pada tanggal 11 dan 12 Januari 1942. Meskipun Tarakan hanya pulau kecil berawa-rawa, tetapi terdapat 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan udara yang merupakan tujuan utama Kekaisaran Jepang dalam Perang Pasifik (Anonim, 2011).

Saat ini kawasan situs Peningki Lama merupakan museum terbuka di Kota Tarakan. Sebagai bentuk pelindungan terhadap cagar budaya yang ada di Kota Tarakan khususnya Situs Peningki Lama, BPCB Samarinda menunjuk saudara Syahrul dan Sahabudin sebagai Juru Pelihara situs. Dengan harapan situs tersebut dapat terhindar/meminimalis dari ancaman kerusakan atau kehilangan.