You are currently viewing Lebak Kosala

Lebak Kosala

Situs Kosala berada di sekitar Pegunungan Kendeng. Secara administrasi terletak di Kampung Lebak Sangka, Kelurahan Lebak Gedong, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak. Secara astronimis berada pada titik koordinat 06º 37’ 33,1” Lintang Selatan dan 106º 23’ 04,9” Bujur Timur dengan ketinggian elevasi ± 610 meter dari permukaan laut (mdpl). Batas-batas dari Situs Kosala sebelah utara berbatasan dengan kebun dan persawahan penduduk; sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Cibaduy; sebelah timur berbatasan dengan area persawahan; sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cipamali.

Situs Kosala diperkirakan memiliki luas lahan sekitar 4 Ha. Situs Kosala saat ini sudah terdaftar dalam Surat Edaran Bupati Lebak No.430/771/III/2016.

Situs Kosala atau Lebak Kosala memiliki ikatan dengan masyarakat Baduy. Penelitian permukaan yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten tahun 2001 mengungkap situs Lebak Kosala adalah sebuah situs dari tradisi megalitik yaitu, punden berundak dengan lima undakan, berorientasi timur – barat dengan arah utama menghadap puncak Gunung Kosala. Tidak jauh dari situs terdapat kolam tempat mereka menyucikan diri sebelum melakukan aktivitas ritual. Hal yang menarik untuk diamati adalah adanya jalan setapak yang terbuat dari batu pipih bahkan ada yang dibuat membentuk tangga, menghubungkan antara satu undakan ke undakan berikutnya.

Di situs Lebak Kosala juga ditemukan batu bulat, oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan “batu pelor” karena bentuknya yang bulat menyerupai peluru. Penelitian Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang tahun 2001 menemukan beberapa fragmen keramik lokal dan fragmen keramik asing. Dilihat dari teknik pengerjaanya, fragmen keramik lokal dibuat dengan teknik roda putar dan hiasannya dibuat dengan teknik tera atau tekan. Para keramolog berpendapat teknik semacam ini digunakan dari masa prasejarah hingga saat ini, sedangkan pecahan keramik asing tersebut diketahui berasal dari sekitar abad ke 14 – 15 M.

Arca “primitif” setinggi 50 cm juga pernah ditemukan di situs Lebak Kosala yang dikenal dengan Arca Kosala. Arca batu ini seperti posisi orang duduk bersila dengan kedua tangan dilipat ke depan dan salah satu tangannya mengcungkan ibu jari. Penelitian Rumbi Mulia terhadap Arca Kosala menyimpulkan bahwa Arca Kosala menyerupai arca perwujudan pada masa Hindu-Buddha akhir, yang melambangkan pengruwatan atau mungkin menggambarkan arca leluhur (Mulia, 1980: 616 – 618). Bahkan Agus Aris Munandar (1992: 284) menafsirkan arca Kosala sebagai arca Buddha yang lipatan tangannya seolah-olah menggambarkan mudra tertentu dari Sang Buddha (Michrob, 1993: 6 – 7). Satyawati Sulaeman (1991: 318) mengingatkan bahwa di antara arca-arca yang disebut dengan tipe Polynesia tidak selamanya ditafsirkan sebagai arca prasejarah. Oleh karena itu penafsiran arca-arca yang dikatakan arca tipe Polynesia yang di”claim” sebagai arca prasejarah, khususnya yang berasal dari wilayah Jawa Barat perlu disikapi dengan hati-hati (Michrob, 1993: 6). Hal ini juga berdampak pada arca Kosala. Namun keberadaan arca ini sekarang sudah tidak diketahui lagi.