Soekarno dan Awal Mengenal Semangat Nasionalisme

Soekarno

Bogor (2/5) Soekarno ketika bersekolah di HBS Surabaya, mulai merasakan ketimpangan struktur antara masyarakat Bumi Putera dengan masyarakat Kolonial. Diskriminasi itu terlihat didalam tata berpakaian, Bumi Putera diwajibkan memakai stelan beskap Jawa dan sarung batik tanpa alas kaki sedangkan murid-murid Belanda dan Eropa mengenakan stelan jas dan pentalon serta pakai sepatu.

Suasana seperti itulah membangkitkan kesadaran Soekarno tentang ketimpangan yang ada di Tanah Airnya. Perasaan ingin keluar dari belenggu penjajahan inilah membawa Soekarno bangkit dan ingin merubah bangsanya. H.O.S Cokroaminoto yang merupakan seorang tokoh Pergerakan Nasional sangat menginsfirasi Soekarno dalam sejarah pergerakannya. Di kediaman Cokroaninoto, Soekarno berkesempatan bertemu dan berinteraksi dengan Tokoh Serikat Islam. Kekakugamnya dengan Cokroaminoto diterapkanya pada meniru gaya berpidato Cokroaminoto dan menerapkanya pada berbagai kesempatan. Pada suatu hari Soekarno mendapatkan kesempatan berpidato ketika Cokroaminoto berhalangan hadir dan kesempatan itu dimanfaatkanya dengan sangat hati-hati dan penuh semangat.

Kepiawaian Soekarno tidak hanya kemampuan berpidato tetapi juga dalam menyampaikan ide-ide dan gagasan cerdas dalam menghimpun semangat kaum muda dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Kemampuannya tersebut dapat terlihat kala diberikan kesempatan berpidato dalam acara peringatan hari Buruh 1 Mei 1921 dan yang menjadi mentornya langsung H.O.S. Cokroaminoto yang berdiri disampingnya.