Soeharto dan Pukesmas

Bogor (7/5) Masalah kesehatan yang dihadapi pemerintah di awal pemerintahan Orde Baru di atasi oleh Presiden Soeharto dengan mencetuskan Pukesmas. Departemen Kesehatan (kini Kementrian Kesehatan) menyiapkan rencana induk pelayanan kesehatan terpadu. Puskesmas merupakan pusat pelayanan terpadu kesehatan masyarakat. Pada tahun 1968 dikeluarkanlah keputusan bahwa Puskesmas menjadi pusat pelayanan kesehatan terpadu bagi masyartakat.

Pada tahun 1969, Puskesmas terbagi menkadi 2 yaitu Puskesmas tipe A dan Puskesmas tipe B. Puskesmas tipe A dikepalai seorang dokter, sedangkan Puskesmas tipe B dikelola paramedis saja. Dengan terjadinya perkembangan tenaga medis di Indonesia, maka pada tahun 1979, Puskesmas hanya ada satu tipe saja yang dikepalai seorang dokter. Pada tahun 1984, tanggung jawab Puskesmas ditingkatkan lagi dengan program paket terpadu dan keluarga berencana (KB).

Puskesmas yang digagas Presiden Sukarno berkembang pesat di era Presiden Soeharto. Pada tahun 1994/1995 Presiden Soeharto membangun 6.984 Puskesmas, 20.477 Puskesmas Pembantu, dan 3.794 Rumah Dinas Dokter di daerah terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan paramedis di daerah terpencil maka telah ditempatkan 3.000 dokter PTT dan 800 dokter gigi PTT. Jumlah itu meningkat ditahun-tahun berikutnya. Perkembangan ini menunjukan bahwa Pemerintahan Presiden Soeharto sangat peduli akan kesehatan masyarakatnya termasuk menyiapkan sarana dan tenaga medisnya.